Bapa berkatilah hidup kami agar selalu bebas dari roh jahat. Biarlah Engkau menolong kami pada saat pagi, siang, dan malam hari supaya kami tidak termakan oleh bisikan iblis dan setan yang mengganggu. Dalam nama Kristus kami berdoa. Amin. Baca lebih banyak: doa kristen untuk menghancurkan roh jahat. 9. Di dalam sebuah keranda terbaring tubuh jenazah yang telah dibungkus rapi kain kafan dan ditutupi dengan sebuah kain bertabur bunga. Di sisinya puluhan orang berdiri bershaf-shaf melakukan shalat jenazah atas dirinya. Setelah mengucapkan salam sebagai pertanda diakhirinya shalat tersebut sang imam berbalik badan menghadap para makmum. Satu dua kalimat diucapkan, satu dua dalil ayat dan hadits dirapalkan. Kemudian ia bertanya kepada para hadir, “Mayit jenazah ini semasa hidupnya termasuk orang yang baik atau jelek?” Dan pada umumnya serentak mereka akan menjawab, “Baik!”Pemandangan ini kaprah terjadi di sebagian kalangan masyarakat muslim Indonesia ketika ada di antara mereka yang meninggal dunia. Dengan meminta kesaksian “baik” dari masyarakat atas si mayit mereka berharap Allah akan melimpahkan kebaikan bagi si mayit di kehidupan barunya kelak. Meski tidak dipungkiri bahwa sebagian muslim yang lain menolak perlakuan ini dan menganggapnya sebagai sesuatu yang sia-sia. Perbedaan pendapat memang tak bisa dihindari, namun bukan di sini tempatnya untuk membahas perbedaan itu. Bagi para ulama Nusantara yang mengajarkan dan melanggengkan tradisi ini tentunya memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang disampaikan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahih-nya kiranya cukup menjadi dasar untuk hal ini. Sebuah hadits yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik radliyallâhu anhu menuturkanمَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ وَجَبَتْ» فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَا وَجَبَتْ؟ قَالَ هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِArtinya “Sahabat Anas bin Malik berkata, orang-orang lewat membawa satu jenazah, mereka memujinya dengan kebaikan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.” Kemudian lewat lagi orang-orang membawa satu jenazah, mereka mencelanya dengan kejelekan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.” Sahabat Umar bin Khathab berkata, “Apa yang wajib, ya Rasul?” Rasulullah bersabda, “Jenazah ini yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga. Dan rang ini yang kalian cela dengan kejelekan wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi.”Hadits di atas menjadi dasar para ulama di negeri ini melakukan apa yang biasa disebut dengan tahsînul mayit dengan menanyakan kepada para pelayat apakah jenazah ketika hidupnya termasuk orang yang baik atau buruk. Dengan ini masyarakat diminta kesaksiannya untuk si mayit. Bila baik menurut masyarakat maka diharapkan kesaksian mereka diterima oleh Allah yang pada akhirnya akan memberikan kebaikan surga bagi si mayit. Sebagaimana sabda Rasulullah di atas bahwa orang-orang yang masih hidup adalah saksinya Allah di muka bumi bagi orang yang telah kata “wajib” pada hadits di atas bukanlah berarti bahwa Allah mau tidak mau harus memasukkan si mayit ke dalam surga atau neraka sesuai dengan kesaksian yang diberikan masyarakat kepadanya. Kata “wajib” di sini lebih bermakna adanya satu isyarat bahwa jenazah yang bersangkutan layak dan semestinya masuk surga atau neraka atas kebaikan atau kejelekan yang ia lakukan semasa hidupnya sebagaimana disaksikan oleh masyarakat. Adapun Allah sendiri tak ada kewajiban bagi-Nya untuk menempatkan seseorang di surga atau di neraka. Allah melakukan apa pun sesuai dengan kehendak-Nya. Tak ada yang bisa mengganggu gugat apa yang dilakukan-Nya. Bahwasanya seseorang telah berbuat kebaikan semasa hidupnya kemudian ia dimasukkan ke dalam surga adalah semata-mata karena rahmat dan anugerah Allah. Dan bahwasanya seseorang telah melakukan kejelekan semasa hidupnya lalu ia dimasukkan ke dalam neraka juga semata-mata karena keadilan Allah yang berpendapat bahwa kesaksian di atas hanya berlaku bagi dua jenazah yang diceritakan di dalam hadits tersebut, di mana Allah membukakan kegaiban bagi Rasulullah tentang di mana kelak kedua jenazah itu ditempatkan. Pendapat ini ditolak oleh Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bâri dengan berdasar pada keumuman hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslimمَنْ أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُArtinya “Orang yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga.”Lebih lanjut Ibnu Hajar juga menuturkan bahwa sabda Rasulullah “kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi” yang dimaksud adalah para sahabat nabi dan orang-orang yang memiliki kesamaan sifat dengan mereka, yakni sama-sama memiliki ulama juga berpendapat bahwa pujian kebaikan yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki keutamaan kepada seseorang bila itu sesuai dengan realita maka orang yang dipuji itu termasuk ahli surga. Namun bila pujian baik itu tidak sesuai dengan realitanya maka orang yang dipuji tidak termasuk ahli surga. Demikian pula sebaliknya dengan celaan Imam Nawawi—sebagaimana dikutip Ibnu Hajar—berpendapat bahwa yang benar adalah hadits tersebut berlaku pada keumuman kalimatnya. Orang yang meninggal yang kemudian Allah mengilhamkan kepada orang-orang untuk memujinya dengan kebaikan itu menunjukkan bahwa orang tersebut termasuk ahli surga, baik pada kenyataannya perilakunya sesuai dengan pujian tersebut maupun tidak. Karena perbuatan-perbuatan manusia berada di bawah kehendak Allah dan ilham yang diberikan Allah kepada orang-orang untuk memberikan kesaksian baik pada si mayit bisa dijadikan tanda terealisasinya kehendak tersebut. Dengan demikian maka tampaklah manfaat dari pujian lihat Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bâri Syarh Shahîhil Bukhâri [Beirut Darul Fikr, 2007], jil. III, hal. 2014.Apa yang disampaikan oleh Imam Nawawi di atas—masih menurut Ibnu Hajar—dikuatkan oleh satu hadits yang diriwayatkan secara marfu’ oleh Imam Ahmad, Ibnu Hiban dan Hakim dari jalur Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anasمَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَشْهَدُ لَهُ أَرْبَعَةٌ مِنْ جِيرَانِهِ الْأَدْنَيْنَ أَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ مِنْهُ إِلَّا خَيْرًا إِلَّا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَدْ قَبِلْتُ قَوْلَكُمْ وَغَفَرْتُ لَهُ مَا لَا تَعْلَمُونَArtinya “Tidaklah seorang muslim meninggal kemudian empat orang tetangganya yang paling dekat memberikan kesaksian kepadanya bahwa mereka tidak mengetahui dari orang tersebut kecuali kebaikan, kecuali Allah berkata, “Aku terima ucapan kalian dan aku ampuni apa-apa yang tidak kalian ketahui.”Alhasil, dapat diambil satu pelajaran bahwa kesaksian baik yang diberikan oleh para tetangga dan handai taulan kepada seorang yang telah meninggal sangat memberi manfaat. Karenanya bagi siapa saja yang bila kelak ia meninggal dunia berkeinginan para tetangganya dengan ringan hati berkenan memberikan kesaksian baik bagi dirinya, maka tidak bisa tidak selama hidupnya ia mesti berbuat dan berhubungan baik dengan para tetangga dan kerabat lainnya. Bagaimana bisa para tetangga dan kerabat akan dengan jujur dan senang hati memberikan kesaksian baik bila di masa hidupnya yang mereka terima dari si mayit adalah kejelekan dan keburukan perilakunya?Ini juga menjadi pelajaran bagi umat manusia, bahwa ketika kesaksian baik telah diucapkan bagi seorang yang telah meninggal dunia sudah semestinya itu menjadi kunci penutup bagi siapa saja untuk tidak lagi mengungkit keburukan si mayit yang pernah dilakukan semasa hidupnya. Jawaban “baik” yang diucapkan atas pertanyaan imam shalat jenazah semestinya juga menjadi kunci pembuka bahwa pada hari-hari berikutnya hanya kebaikan si mayit saja yang layak diperbincangkan. Wallahu a’lam. Yazid Muttaqin

3 4.4.3 Menceritakan contoh - contoh cara memperoleh kebenaran berdasarkan ajaran Catur Pramana 4. 4.3. 2 Menceritakan bagian - bagian Catur Pramana E. Berilah tanda silang (X ) pada huruf a,b,c,d pada jawaban jawaban yang paling benar ! 5. 2. Cara mendapatkan pengetahuan yang 1.

TUHAN TURUN TANGAN, MANAKALA KITA ANGKAT TANGAN... “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8 28Shalom! Ayat di atas menjadi keyakinan dan pegangan hidup saya, bahwa apapun yang terjadi dalam hidup saya, Allah turut bekerja di dalamnya untuk mendatangkan kebaikan buat saya. Karenanya, pada saat saya mengetahui, bahwa GKI CitraLand akan menerbitkan Buku Kesaksian Jemaat, saya tergerak untuk mengirimkan sharing saya ini. Hari itu Jumat, 23 Mei 1997, pukul 10 pagi, telpon di rumah saya berdering, dan asisten rumah tangga saya yang menerimanya. Waktu itu saya sedang ke luar rumah, hanya anak-anak yang ada di rumah, ditemani asisten rumah tangga saya. Suara di telpon yang mengaku dari kepolisian, mengabarkan, bahwa suami saya mengalami kecelakaan, dan saat ini ada di RS Celaket – Malang. Setengah jam kemudian, saya pulang, dan begitu saya masuk ke rumah, asisten rumah tangga saya langsung menyambut saya dan menyampaikan kabar itu. Saya tidak percaya, dan menganggap kabar itu bohong. Tapi, saya langsung menelpon ayah mertua saya di Malang menanyakan kebenaran kabar tersebut. Ternyata, kabar itu benar adanya. Ayah mertua saya minta saya segera ke RS Celaket – Malang karena kondisi suami saya parah. Dengan segera, saya berangkat ke Malang, berharap saya masih bisa bertemu dengan suami saya untuk menerima pesan terakhir darinya. Ternyata, harapan saya meleset. Begitu sampai di RS, 2 kakak ipar saya langsung menyambut dan menggandeng saya dikiri dan kanan, dan membawa saya ke kamar jenazah. Saya tidak percaya... Suami saya sehat, kekar, tidak punya sakit apa-apa, dan masih muda... usianya belum 40 tahun. Pasti salah orang... Saya tidak bisa mempercayainya! Karena saya tidak diizinkan melihat jenazah suami saya kuatir saya shock melihat kondisinya yang mengenaskan, maka Papa saya yang waktu itu menemani saya ke Malang, yang masuk ke kamar jenazah, dan beliau membuat saya percaya, bahwa memang benar itu jenazah suami saya. Saya berontak... protes kepada Tuhan! Kenapa Tuhan? Suami saya orang yang sangat baik... Kenapa dia harus meninggal dengan cara seperti itu? Kenapa suami yang saya harapkan bisa menjadi tempat saya bersandar, harus Engkau ambil’ begitu cepat... di saat saya di puncak bahagia, dengan 3 orang anak yangmasih kecil-kecil, dan usia perkawinan yang belum mencapai 10 tahun? Rasanya sekeliling saya gelap’... saya takut... kuatir... karena saya tidak tahu bagaimana harus menghadapi masa depan dengan 3 orang anak dalam situasi ke depan yang saya benar-benar tidak tahu dan tidak ada kepastian ... Malam itu juga saya telpon alm. Bapak Hendra Buana, saya minta didoakan agar saya kuat menghadapi kenyataan, bahwa suami yang saya kasihi... belahan jiwa saya, sudah pulang ke rumah Bapa. Saya minta didoakan, supaya saya ikhlas menerimanya dan bisa menjalani hidup saya ke depan tanpa suami saya di samping saya. Saya belajar pasrah dan berserah diri kepada Tuhan. Saya belajar untuk ikhlas menerima kenyataan itu, sambil saya berusaha mencari tahu, apa yang Tuhan inginkan dari saya dengan adanya kejadian itu. Saya berusaha bangkit demi 3 orang anak saya. Saya berusaha tegar di depan mereka semua, supaya mereka juga tegar menerima kenyataan, bahwa sekarang mereka menjadi anak-anak yatim Bulan berganti bulan, tahun demi tahun berlalu. Puji Tuhan! Tak henti-hentinya saya bersyukur, atas penyertaan dan kasih Tuhan dalam kehidupan saya sekeluarga. Dia tidak pernah meninggalkan saya. Dia memberikan saya kesehatan, pekerjaan, dan berkat yang sungguh amat sangat besar, sehingga meskipun saya menjalani kehidupan saya sendirian, saya bisa membesarkan danmendidik anak-anak saya. Sekarang anak sulung saya sudah lulus S2 dan sudah menikah. Anak kedua saya sedang menempuh pendidikan di jenjang S2, dan saat ini sedang mengerjakan tesis. Sedangkan anak bungsu saya sudah semester 7. Masa depan yang tadinya saya rasakan begitu gelap’ dan dibayangi kekuatiran serta ketakutan, sekarang nampak jelas dan pasti bersama Yesus. TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN! Asal kita mau hidup benar di hadapanNya, Ia akan senantiasa menyertai kita. 1 Raja-raja 11 38. Dari kejadian yang saya alami, saya belajar untuk TIDAK BERGANTUNG PADA MANUSIA, TAPI SENANTIASA BERSERAH KEPADA TUHAN. DAN MEMBERIKAN HIDUP SAYA KEPADA TUHAN, SUPAYA DIA BERDAULAT DALAM HIDUP hidup saya tidak lepas’ dari kesulitan dan masalah serta persoalan, namun sekarang saya yakin dan percaya, bahwa Tuhan selalu ada di sana menyertai saya, karenanya saya tidak merasa kuatir dan takut. Saya tahu, Dia tidak akan memberikan pencobaan yang melampaui kekuatan kita. Tuhan akan turun tangan, manakala kita angkat tangan... menyerahkan segala persoalan kita kepada Dia. Dan, di dalam segala kelemahan serta kekurangan saya, saya belajar untuk senantiasa melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, baik dalam kehidupan pribadi saya, kehidupan keluarga saya, maupun dalam pekerjaan dan pelayanan saya, supaya Nama Tuhan saja yang dipermuliakan! Amin! 100 Yesus atw 100% Iblis. Shallom saudara2 terkasih dalam Kristus Yesus, Mari kita merenungkan bagaimana kita harus hidup sebagai orang2 yang telah di tebus oleh darah Yesus Kristus sehingga kita yang seharusnya beroleh hidup yang kekal. Pernahkah saudara2 sekalian merenungkan bahwa Allah menginginkan kita 100%, bukan 50% atau 99,99% sekalipun
- Ulah manusia menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Padahal lingkungan hidup merupakan tempat tinggal manusia serta makhluk hidup lainnya. Contoh paling mudah yang dapat kita temui ialah banjir dan tanah longsor ketika musim hujan tiba. Penyebab utamanya karena masyarakat membuang sampah di aliran sungai atau selokan. Pengertian dan penyebab kerusakan lingkungan Mengutip dari situs Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Utara, kerusakan lingkungan hidup merupakan proses penurunan mutu lingkungan lingkungan hidup ditandai dengan berkurangnya atau hilangnya sumber daya air, tanah, udara, kerusakan ekosistem serta punahnya flora dan fauna. Baca juga Pelestarian Lingkungan Hidup Definisi dan Tujuan Penyebab kerusakan lingkungan bisa dibagi menjadi dua, yakni Faktor alamLetusan gunung berapi, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami dan bencana alam lainnya bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Contohnya kematian hewan, kerusakan rumah, dan lain sebagainya. Ulah manusiaKerusakan lingkungan hidup akibat ulah manusia ternyata lebih besar dan banyak dibanding kerusakan akibat faktor alam. Hal ini dipicu oleh aktivitas atau perbuatan manusia yang tidak ramah lingkungan. Contohnya penebangan hutan, aktivitas pembakaran hutan, membuang sampah ke sungai, dan lain sebagainya. Contoh kerusakan lingkungan akibat ulah manusia Berikut dua contoh nyata kerusakan lingkungan akibat ulah manusia di Indonesia Kebakaran hutan Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada 2019, jumlah luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai Ha atau hektar. Sedangkan pada 2020, luas hutan dan lahan yang terbakar menurun jadi Ha. Penyebab kebakaran hutan bisa terjadi karena faktor musim kemarau, keteledoran manusia membuang puntung rokok yang belum sepenuhnya mati, pembukaan lahan, serta alasan lainnya. Baca juga Pencemaran Lingkungan Macam, Penyebabnya, dan Dampaknya Dilansir dari situs Greenpeace, Pemerintah Indonesia telah menerapkan prinsip tanggung jawab mutlak kepada perusahaan yang berkaitan dengan kebakaran hutan. Artinya tiap perusahaan yang bergerak di sektor kehutanan, perkebunan serta pertambangan wajib bertanggung jawab secara hukum atas bentuk kebakaran apapun yang terjadi di atas lahan Van Ginkel Citarum bak sedang sekarat. Hal itu bahkan sejak jauh-jauh hari dipaparkan oleh orang nomor satu di Jawa Barat.
Dalamnasihatnya, Buya menyampaikan sejumlah poin penting: Pertama, Buya memberi tahu putrinya bahwa pernikahan membuat situasi dan kondisi yang berbeda dalam berelasi dengan orang tua. Sebagaimana Buya katakan berikut ini: "Anakku, engkau tak lagi menjadi ayahmu sepenuhnya, dan ayahmu juga tidak lagi jadi milikmu sepenuhnya.
Kita telah membuat perjanjian “untuk berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat” Mosia 189. Membagikan kesaksian kita adalah bagian dari berdiri sebagai saksi dan merupakan cara yang kuat untuk mengundang Roh Kudus untuk menyentuh hati seseorang dan mengubah hidup mereka. “Kesaksian—kesaksian yang sungguh-sungguh, yang lahir dari Roh serta dikuatkan oleh Roh Kudus—mengubah kehidupan,” tutur Presiden M. Russell Ballard, Penjabat Presiden Kuorum Dua Belas Tetapi membagikan kesaksian kita bisa mengintimidasi atau tidak nyaman bagi sebagian dari kita. Itu mungkin karena kita berpikir bahwa membagikan kesaksian kita sebagai sesuatu yang kita lakukan dalam pertemuan puasa dan kesaksian atau ketika mengajarkan suatu pelajaran. Dalam situasi formal seperti itu kita sering menggunakan kata-kata dan frasa tertentu yang tampaknya janggal dalam percakapan alami kita. Membagikan kesaksian kita dapat menjadi berkat yang lebih teratur dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain ketika kita memahami betapa sederhananya dapat berbagi apa yang kita yakini dalam situasi sehari-hari. Berikut adalah beberapa gagasan untuk Anda mulai. Jadikan Itu Sederhana Sebuah kesaksian tidak perlu dimulai dengan frasa, “Saya ingin memberikan kesaksian saya,” dan itu tidak perlu diakhiri dengan, “Dalam nama Yesus Kristus, amin.” Kesaksian adalah ekspresi dari apa yang kita yakini dan ketahui adalah benar. Jadi bercakap-cakap dengan tetangga Anda di jalan tentang sebuah masalah yang dia alami dan dengan mengatakan, “Saya tahu bahwa Allah menjawab doa,” dapat menjadi sekuat kesaksian yang dibagikan dari mimbar di gereja. Kekuatan itu tidak berasal dari bahasa yang berbunga-bunga; itu berasal dari Roh Kudus yang meneguhkan kebenaran lihat Ajaran dan Perjanjian 1007–8. Sesuai dengan Alur Percakapan Alami Jika kita mau berbagi, ada kesempatan di sekitar kita untuk menyesuaikan kesaksian dalam percakapan sehari-hari. Sebagai contoh Seseorang bertanya tentang akhir pekan Anda. “Luar biasa,” Anda menjawab. “Gereja adalah apa yang saya butuhkan.” Seseorang menyatakan simpati setelah mengetahui tentang sebuah tantangan dalam hidup Anda “Saya turut prihatin.” Anda membalas “Terima kasih atas perhatian Anda. Saya tahu bahwa Allah akan membantu saya melewatinya. Dia ada di sana untuk saya sebelumnya.” Seseorang berkomentar “Saya harap cuaca buruk ini segera berubah,” atau “Bus sudah terlambat,” atau “Lihat lalu lintas ini.” Anda mungkin menanggapi “Saya yakin Allah akan membantu segalanya berjalan lancar.” Bagikan Pengalaman Anda Kita sering berbicara satu sama lain tentang tantangan-tantangan kita. Ketika seseorang memberi tahu Anda tentang apa yang mereka hadapi, Anda dapat membagikan waktu ketika Allah membantu Anda dalam pencobaan Anda dan bersaksi bahwa Anda tahu Dia dapat membantu mereka juga. Tuhan berkata bahwa Dia menguatkan kita dalam pencobaan kita “agar kamu boleh berdiri sebagai saksi bagi-Ku setelah ini, dan agar kamu boleh tahu dengan suatu kepastian bahwa Aku, Tuhan Allah, mengunjungi umat-Ku dalam kesengsaraan mereka” Mosia 2414. Kita dapat berdiri sebagai saksi bagi Dia ketika kita bersaksi tentang bagaimana Dia telah membantu kita dalam pencobaan kita. Menjadi Siap Bagi sebagian dari kita, membagikan kesaksian secara mendadak dapat mengintimidasi. Ada cara-cara kita dapat merencanakan ke depan dan menjadi “[siap] sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari [kita] tentang pengharapan yang ada pada [kita]” 1 Petrus 315. Pertama, menjadi siap bisa berarti melihat bagaimana kita hidup. Apakah kita mengundang Roh Kudus ke dalam kehidupan kita dan memperkuat kesaksian kita sendiri setiap hari melalui kehidupan yang saleh? Apakah kita memberi Roh kesempatan untuk berbicara kepada kita dan memberi kita kata-kata yang kita perlukan melalui doa dan penelaahan tulisan suci? Sebagaimana Tuhan menasihati Hyrum Smith, “Janganlah berupaya untuk memaklumkan firman-Ku, tetapi lebih dahulu upayakanlah untuk mendapatkan firman-Ku, dan kemudian lidahmu akan difasihkan” Ajaran dan Perjanjian 1121. Kedua, menjadi siap bisa berarti melihat ke depan dan mempertimbangkan kesempatan-kesempatan yang mungkin Anda miliki hari itu atau minggu itu untuk membagikan kesaksian Anda. Anda dapat mempersiapkan kesempatan-kesempatan itu dengan memikirkan tentang bagaimana itu dapat memberi Anda kesempatan untuk membagikan apa yang Anda yakini. Tetap Berfokus pada Juruselamat dan Ajaran-Nya Presiden Ballard mengajarkan, “Walaupun kita dapat memiliki kesaksian tentang banyak hal, sebagai anggota Gereja, ada kebenaran-kebenaran dasar di mana secara tetap kita perlu saling mengajar dan membagikan.” Sebagai contoh, dia menyatakan “Allah adalah Bapa kita dan Yesus adalah Kristus. Rencana keselamatan berpusat pada Pendamaian Juruselamat. Joseph Smith memulihkan kegenapan kekal Injil Yesus Kristus, dan Kitab Mormon adalah bukti bahwa kesaksian kita adalah benar.” Sewaktu kita mengungkapkan kebenaran yang tulus itu, kita mengundang Roh untuk bersaksi bahwa apa yang telah kita katakan itu benar. Presiden Ballard menekankan bahwa “Roh tidak dapat ditahan ketika kesaksian yang murni tentang Kristus diberikan.”2 Teladan Juruselamat Karena lelah dari perjalanan melalui Samaria, Juruselamat berhenti untuk beristirahat di sebuah sumur dan bertemu dengan seorang wanita di sana. Dia memulai percakapan tentang mengambil air dari sumur. Menggunakan tugas sehari-hari ini yang dilakukan oleh wanita itu memberi Yesus kesempatan untuk bersaksi tentang air hidup dan kehidupan kekal yang tersedia bagi mereka yang percaya kepada-Nya lihat Yohanes 413–15, 25–26. Kesaksian Sederhana Dapat Mengubah Hidup Presiden Russell M. Nelson telah menceritakan tentang seorang perawat yang mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya yang waktu itu adalah Dr. Nelson setelah sebuah prosedur operasi yang sulit. “Mengapa Anda tidak seperti para ahli bedah lainnya?” Beberapa ahli bedah yang dia kenal bisa menjadi pemarah dan tidak sopan saat mereka melakukan prosedur yang menimbulkan tekanan tinggi seperti itu. Dr. Nelson dapat menjawab dengan berbagai cara. Tetapi dia hanya menjawab, “Karena saya tahu Kitab Mormon benar.” Jawabannya mendorong perawat dan suaminya untuk menelaah Kitab Mormon. Presiden Nelson kemudian membaptis perawat itu. Berpuluh-puluh tahun kemudian, ketika memimpin sebuah konferensi pasak di Tennessee, AS, sebagai Rasul yang baru ditahbiskan, Presiden Nelson menikmati reuni tak terduga dengan perawat yang sama itu. Dia menceritakan bahwa keinsafannya, yang terjadi karena kesaksian sederhana Dr. Nelson dan pengaruh Kitab Mormon, membantu menuntun pada keinsafan 80 orang Ajakan untuk Bertindak Jangan takut untuk membagikan kesaksian Anda. Itu dapat memberkati mereka yang Anda layani. Bagaimana Anda akan menggunakan gagasan ini dan gagasan Anda sendiri untuk membagikan kesaksian Anda hari ini? © 2019 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved. Dicetak di Indonesia. Persetujuan bahasa Inggris 6/18. Persetujuan penerjemahan 6/18. Terjemahan dari Ministering Principles, March 2019. Bahasa Indonesia. 15764 299
Berikutcontoh penggunaan istilah dalam kalimat : Contoh 1. Buku kumpulan cerpen "Hujan kepagian" ini cukup menarik, karena buku ini menceritakan kesaksian tentang [..] kemerdekaan. Istilah yang tepat untuk melengkapi kalimat rumpang tersebut adalah : Buku kumpulan cerpen "Hujan kepagian" ini cukup menarik, karena buku ini
– Paus Fransiskus, belum lama ini, memberikan penghargaan kepada seorang suster yang berkarya sebagai bidan di Kongo dengan menganugerahinya Salib Pro Ecclesia et Pontifice. “Suster yang terkasih, atas nama Paus dan Gereja, saya menyampaikan penghargaan ini. Ini adalah tanda kasih sayang kami dan terima kasih untuk semua pekerjaan yang telah Anda lakukan di tengah-tengah saudara-saudari Afrika, dalam pelayanan terhadap kehidupan,” ujar Paus kepada Suster Maria Cocetta Esu 85 tahun dari Kongregasi Putri-putri Santo Yosef. Misionaris asal Italia ini selama 60 tahun terakhir ini mendedikasikan hidupnya untuk membantu proses kelahiran bayi, memberikan perhatian pada kesehatan anak-anak, para ibu, dan keluarga pada umumnya di salah satu negara miskin di Afria Tengah tersebut. “Karya Anda luar biasa. Anda membakar’ hidup Anda dengan menaburkan firman Allah melalui kesaksian hidup,” tambah Paus kepada Suster Cocetta. Penghargaan Paus Fransiskus menggambarkan profesi bidan sebagai profesi yang mulia. Tak terhitung berapa banyak orang yang menekuni profesi ini di daerah yang teramat sulit, termasuk di Indonesia. Bahkan, banyak di antara mereka yang mempertaruhkan nyawanya untuk menjangkau pasien-pasien di pedalaman. Bagi mereka, yang utama adalah menyelamatkan nyawa sang ibu yang sedang berjuang melahirkan atau bayi-bayi yang baru lahir kehilangan ibunya saat melahirkan. Kita tahu, Angka Kematian Ibu AKI dan Angka Kesakitan dan Kematian Bayi AKB masih tinggi di Indonesia akibat pelayanan kesehatan yang masih jauh dari sempurna. Tenaga bidan masih andalan khususnya di daerah terpencil yang belum memiliki pusat pelayanan kesehatan seperti klinik sederhana atau Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas. Belum tentu di setiap kecamatan bisa ditemukan Puskesmas dengan tenaga medis bidan, dokter, semisal di dua provinsi di Papua. Maka, kehadiran para bidan yang punya keberanian dan integritas, yang berpegang teguh pada kode etik profesi mereka sebagai tenaga medis masih sangat diharapkan. Salah satu butir kode etiknya berbunyi setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. Kode etik ini setarikan nafas dengan ajaran Gereja. Paus Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Evangelium Vitae menyatakan dengan jelas, para tenaga kesehatan termasuk bidan mempunyai tugas istimewa untuk merealisasikan Injil Kehidupan. Bila Paus Fransiskus memberikan penghargaan kepada bidan, tak lain, karena melalui tangan para bidan, harkat dan martabat manusia, khususnya perempuan dan bayi dimuliakan. Oleh karena itu, tugas dan tanggungjawab kita, pemerintah, lembaga Gerejani memberikan perhatian dan penghargaan yang layak pada para bidan, khususnya yang berkarya di pelosok-pelosok. HIDUP 2019, 19 Mei 2019
MENGGEMBALAKANHATI ANAK. Seorang hamba Tuhan, yang juga profesor Teologi, suatu waktu harus menghadapi pemberontakan anak gadisnya. Anak itu tidak mau lagi jadi orang Kristen, dia mau mengatur hidupnya sendiri. Selama hampir 19 tahun ia hidup free-sex, tidak pernah lepas dari minuman keras dan narkoba, mengejar hidup mewah dengan tubuhnya.
Sebutkan dua contoh perilaku hidup rukun ! pembukaan rukun berartu baik dan damai, tidak berselisih, maka hidup rukun artinya hidup damai dan tidak bertengkar. Di dalam Al Qur’an pertinggal al Hujurat ayat 13 diterangkan yang artinya ”Wahai manusia! Sungguh, Kami mutakadim menciptakan anda dari seorang pria dan koteng perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu ubah mengenal. Sesungguhnya nan paling luhur di antara beliau di sisi Allah Swt ialah bani adam yang minimum bertakwa. Sungguh, Halikuljabbar Maha Mengetahui, Mahateliti.” Dalam ayat tersebut, jelas bahwa kita diciptakan berbeda-beda kiranya saling mengenal alias rukun, tidak bermusuhan. Karena rukun merupakan baik dan damai, maka contohnya berupa barang apa sikap dan perbuatan yang menjadikan kita dalam bermasyarakat secara baik dan akur. Sebutkan dua acuan perilaku umur rukun ! Jawab Contoh perilaku nyawa yang rukun, antara lain adalah Setiap akan berujar atau melakukan kegiatan, harus diperhitungkan baik dan buruknya. Menghargai orang lain; sosok tua, anak adam yang lebih tua, kakak-adik, kutub nan beragama tidak, teman nan berasal dari daerah bukan. Berbicara yang baik, lain dengan pengenalan-kata yang kasar, yang menciptakan menjadikan orang enggak marah atau remai hati. Intern bertindak, mengutamakan khasiat orang banyak tinimbang kepentingan pribadi. Atau, internal dolan, tidak egois yang selalu mementingkan diri sendiri. Begitulah jawabannya. Belajar online bisa jadi ini, kata kuncinya rukun yang artinya baik dan damai. Oleh lengkap-nya kasatmata menghargai orang lain, karena hal tersebut akan memperintim perhubungan dengan anak adam bukan sehingga menjadi baik dan damai. Atau misalnya dengan berbicara baik, juga akan menjadikan kita dengan orang bukan menjalani hidup bersama secara baik dan damai. Kata sentral Sebutkan dua contoh perilaku hidup rukun Berikut ini beberapa contoh-nya 👇👍💯 Karangan jawaban di atas dikutip mulai sejak pusat paket kelas 6 pada pekarangan 84. Jawaban diverifikasi BENAR 💯 Source
Dalamtugasnya, gereja memiliki 3 panggilan di dunia untuk dipenuhi dan dipertanggungjawabkan kepada Allah, antara lain: Koinonia (bersekutu); merupakan tugas pertama gereja sebagai tempat persekutuan umat Tuhan dengan sikap saling berbagi dan mengasihi satu sama lain. Marturia (bersaksi); merupaka tugas selanjutnya utuk mejadi saksi karya
Lori Official Writer Saat mengunjungi sebuah ibadah tertentu, akan selalu ada sesi dimana salah seorang jemaat gereja memberikan kesaksian hidup yang dialaminya, baik itu kesembuhan dari penyakit, pemulihan hubungan atau masalah finansial. Tahukah Anda bahwa kesaksian hidup kita ternyata merupakan cerminkan bagaimana Kristus telah menyelamatkan kita. Saat kita mau berbagi, kita sudah memberikan sesuatu yang lebih berharga dari apapun kepada orang lain. Namun tak banyak orang yang mengetahui manfaat kesaksian ini. Dalam Wahyu 12 11 jelas dituliskan, “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Ayat ini mengingatkan bahwa darah Yesus mampu mengalahkan musuh. Oleh darah Yesus, kita telah diselamatkan dari dosa, kematian dan kehancuran dan itlah kesaksian kita. Kesaksian kita adalah bahwa kita orang-orang berdosa, tetapi Allah datang dalam rupa manusia di dalam Yesus untuk menyelamatkan kita dan membebaskan kita dari dosa dan kematian. Baca Juga 5 Penghalang Umat Percaya Bersaksi Untuk Yesus Jika Anda masih bertanya-tanya apa manfaat kesaksian Anda bagi hidup orang lain, tiga hal ini menjadi jawabannya. 1. Keselamatan Anda menjadi kesaksian yang luar biasa Anda tidak harus menjadi pengkhotbah atau nabi yang diurapi Tuhan untuk menyampaikan kesaksian kepada orang lain. Anda hanya perlu berbagi tentang bagaimana Tuhan menyelamatkan hidup Anda. Apa yang Tuhan sudah lakukan untuk menyelamatkan Anda dan bagaimana Dia telah mengubah hati, pikiran dan keinginan Anda untuk menjauhi dosa. Saat Anda sudah berubah menjadi pribadi yang baru dan penuh harapan, saat itulah Anda bisa menjadi saksi iman bagi banyak orang. Siapa tahu pengalaman hidup yang Anda bagikan mendorong orang lain yang juga mengalami persoalan hidup yang sama saat ini. 3. Kesaksian Anda adalah bukti bahwa Allah ikut campur dalam hidup Anda Daud berkata kepada Tuhan dalam Mazmur 8 3-4, “Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” Siapakah kita sampai Allah memikirkan kita? Faktanya, Anda diselamatkan dan telah dibentuk menjadi ciptaan baru di dalam Kristus. Itu adalah bukti bahwa Allah bukan hanya sekedar pribadi seperti dalam mitos-mitos. Kesaksian kita adalah bukti bahwa Allah hidup, aktif dan pencurahkan kasih-Nya atas hidup kita. Saat Anda membagikan belas kasih Tuhan yang sudah Anda alami dalam hidup, maka hal itu akan membawa harapan Tuhan kepada orang lain. Baca Juga Ceritakan Pengalaman Pertama Dilawat Roh Kudus, Denzel Washington Itu Membuatku Takut! 3. Kesaksian Anda akan menantang dan membangun iman orang lain Bahkan kesaksian yang sesederhana apapun mampu menginspirasi, menantang dan menyalakan kembali api iman orang yang mendengarnya. Pikirkanlah bahwa kesaksian Anda bisa membuat orang-orang dibebaskan dari cengkraman dosa dan tipu daya iblis. Jika selama ini Tuhan sudah bekerja banyak dalam hidup Anda, ada baiknya membagikan hal itu kepada orang lain. Jangan takut memberitakan bahwa Allah sudah menyelamatkan Anda dari dosa dan rasa malu. Sampaikanlah kuasa keselamatan yang kita terima dari Allah! Jika Anda rindu membagikan kesaksian Anda baik secara lisan maupun visual, Anda bisa berbagi bersama SAHABAT 24 kami. Hubungi di kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link DI SINI. Sumber CT Jawaban Halaman 1
qt4gm.
  • pnkdce81co.pages.dev/292
  • pnkdce81co.pages.dev/54
  • pnkdce81co.pages.dev/157
  • pnkdce81co.pages.dev/120
  • pnkdce81co.pages.dev/332
  • pnkdce81co.pages.dev/251
  • pnkdce81co.pages.dev/128
  • pnkdce81co.pages.dev/254
  • pnkdce81co.pages.dev/231
  • berilah dua contoh kesaksian hidup