Salahseorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan : 1. Kegiatan demi kelangsungan hidup 2. Usaha mencari nafkah 3. Pendidikan anak 4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara 5. Penggunaan waktu senggang

MAKALAHEVALUASI PENDIDIKANFUNGSI DAN TUJUAN PENILAIANDosen Pengampu Afdhal Ilahi, Oleh Kelompok 3Mira yanti Siregar 20140005Noni yusnaida harahap 20140014PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASAINSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN2023KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah”Evaluasi Pendidikan tentang Fungsi dan Tujuan Penilaian” tepat waktu.. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan yang diberikan oleh Dosen Bapak “Afdhal Ilahi mengucapkan terimakasih kepada Bapak Afdhal Ilahi Selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang study yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini , yang bersifat membangun,agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para Februari 2023 Pemakalah,DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 2Tujuan 2BAB II PEMBAHASAN 3Pengertian Evaluasi 3Pengertian penilaian berbasis kelas 5Fungsi penilaian 6Tujuan Penilaian 7Kriteria penilaian 8 BAB III PENUTUP 10A. Kesimpulan 10B. Saran 10DAFTAR PUSTAKA 11BAB BELAKANG. Evaluasi bukan lagi merupakan hal yang asing dalam kehidupan masa sekarang, apalagi dalam dunia pendidikan. Istilah evaluasi mempunyai padanan kata dalam bahasa indonesia, yaitu penilaian. Salah satu cara untuk memperbaiki proses pendidikan yang paling efektif ialah dengan mengadakan evaluasi tes hasil belajar. Hasil tes itu diolah sedemikian rupa sehingga dari hasil pengolahan itu dapat diketahui komponen-komponen manakah dari proses belajar-mengajar itu yang masih lemah. Sekarang ini banyak orang yang melakukan kegiatan evaluasi, tetapi tidakmempunyai pemahaman terhadap istilah evaluasi tersebut. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah dalam proses pendidikan pada umumnya, dan proses pembelajaran pada khususnya. Karena aktivitas evaluasi tidak mempunyai syarat evaluasi sebagai suatu konsep pendidikan, dan banyak aktivitas evaluasi yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses belajar-mengajar di dalam kelas. Penilaian ini bersifat koreksi dari berbagai informasi yang valid, reliabel, dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan dalam suatu proses. Penilaian sendiri biasanya digunakan di dalam proses belajarmengajar, sebagai usaha untuk melihat keberhasilan proses belajar siswa atau cara mengajar seorang guru yang ditunjukkan dalam bentuk nilai. Penilaian juga digunakan sebagai standarisasi terhadap usaha dalam rangka perbaikan suatu tersebut dapat menjadi teknik penilaian tersendiri yang digunakan sebagai tolak ukur pencapaian hasil belajar peserta didik pada satuan / jenjang pendidikan tertentu. Tolak ukur pencapaian hasil belajar dalam penilaian pendidikan memiliki Standar yang dapat dicapai, manakala hal tersebut dapat mengikuti aturan baku tentang sistem penilaian pendidikan. Aturan baku tersebut telah diatur sedemikian rupa, dimana setiap penilaian pendidikan haruslah mencangkup beberapa ranah yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu mengandung ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian pendidikan dapat diterapkan pada berbagai aspek keterampilan berbahasa, yaitu berbicara, membaca, menulis, dan keterampilan berbahasa tersebut yang memiliki tingkat kesulitan dalam pembelajaran yaitu keterampilan ini melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi karena menuntut siswa untuk mengeluarkan ide dan kreativitas 2 dalam bentuk adalah aktivitas aktif produktif untuk menghasilkan sebuah secara umum, menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa Nurgiyantoro, 2013425. MASALAHApa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan ?Bagaimana ruang lingkup evaluasi pendidikan ?Apa saja fungsi dan tujuan penilaian ? PENULISAN Untuk mengetahui apa yang dimaksud evaluasi mengetahui ruang lingup evaluasi mengetahui fungsi dan tujuan penilaian .BAB II PEMBAHASANPENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKANIstilah Evaluasi berasal dari bahasa inggris “evaluation” dan diambil dari kata “testum” berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Evaluassi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu, untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukurang itu adalah pengujian yang dikenal dengan istilah tes. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif, Mehren dan Lehmann 19785 menjelaskan Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untukmembuat alternatif-alternatif keputusan. Alkin 9198511 Evaluasi adalah suatu aktivitas sistematis untuk mengumpulkan,menganalisis dan melaporkan informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan program atau proyek yang dievaluasi. Penilaian dan evaluasi adalah dua komponen penting dalam proses belajar-mengajar berdasarkan tujuan penilaian untuk menganalisis, dan untuk mengidentifikasi area untuk perbaikan sedangkan evaluasi untuk skor kegiatan pembelajaran, seorang guru harus menguasai beberapa pengetahuan terkait dengan penilaian pendidikan, diantaranya Mampu memilih prosedur-prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan mengembangkan prosedur penilaian yang tepat untuk membuat keputusan dalam melaksanakan, melakukan penskoran, serta menafsirkan hasil penilaian yang telah menggunakan hasil-hasil penilaian untuk membuat keputusan-keputusan di bidang mengembangkan prosedur penilaian yang valid dan menggunakan informasi penilaian, dan Mampu dalam mengkomunikasikan hasil -hasil penilaian .“Evaluation is a systematic process determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils”. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu proses dalam mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut. Dalam proses mengumpulkan informasi, tentunya tidak semua informasi bisa digunakan untuk membuat sebuah keputusan. Informasi-informasi yang relevan dengan apa yang dinilai akan mempermudah dalam melakukan sebuah penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan tertentu . Definisi dari penilaian juga disampaikan oleh Ralph Tyler yang mengungkapkan bahwa penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Menurut Griffin dan Nix, penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik seseorang atau sesuatu. Haryati berpendapat lain, ia mengungkapkan bahwa penilaian assessment merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatan kelompok. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang demikian, penilaian tersebut harus dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital utama dari pengembangan diri yang sehat, baik bagi individu siswa maupun bagi organisasi/ Penilaian Berbasis KelasPenilain berbasis Kelas PKB merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan, dan penggunanaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian berkelanjutan, otentik, akurat, dan konsisten dalam kegiatan pembelajaran dibawah kewenangan guru di kelas. BPK mengidentifikassi pencapaian kompetensi dan hassil belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan demikian BPK tidak lain adalah sebuah paragdima, pendekatan, pola, dan sekaligus sebagai komponen utama dalam penyelenggaraan kurukulum berbassis kompetensi KBK. Ada empat komponen KBK yang satu sama lain saling terkait erat, yaitu Kurikulum dan hasil belajarPenilaian berbasis kelasKegiatan belajar mengajar, danPengelolaan kurikulum berbasis kelasPada pelaksanaan PBK, peran guru sangat penting dalam menentukan ketepatan jenis penilaian untuk menilai keberhasilan atau kegagalan siswa. Teknis penilaian yang dibuat oleh guru harus memenuhi standar validitas dan rehabilitas, agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. PBK yang dilaksanakan oleh guru, harus memberikan makna signifikan bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya, dan bagi sisswa secara individu pada khususnya, agar perkembangan prestasi siswa dari waktu ke waktu dapat diamati Observable dan terukur Measurable.Fungsi PenilaianPenilaian berfungsi selektifDengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolahUntuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat memilih siswa yang harusnya mendapat sejauh mana seorang peserta didik telah menguasaisuatu hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keptusan tentang langkah berikutnya, baik untuk program pemilihan, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan sebagai bimbingan.Adapun fungsi penilainnya yaitu Penilaian berfungsi selektif yaitu , untuk memilih peserta tes yang dapat diterima untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tertentu atau seorang calon pegawai untuk bekerja di instansi berfungsi Diagnostik yaitu , untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih dialami oleh peserta didiknya, sehingga akan lebih mudah dicari cara-cara untuk berfungsi untuk Penempatan Placement Test yaitu, untuk mengelompokkan peserta tes sesuai dengan kemampuan awalnya, untuk selanjutnya dapat diberikan perlakuan-perlakuan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau kemampuan awalnya tersebut, sehingga program pengajaran ataupun pelatihan yang akan diberikan akan lebih efektif. Penilaian berfungsi Pengukur Keberhasilan Belajar Achievement Test yaitu , Digunakan untuk mengukur keberhasilan atau tingkat pencapaian suatu program pengajaran/pelatihan oleh peserta didik dan disebut tes untuk penilaian pencapaian hasil belajar Achievement Test.Tujuan PenilaianSebagaimana evaluasi pendidikan pada umumnya, PBK juga bertujuan untuk memberikan suatu penghargaan atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus sebagi umpan balik untuk meneguhkan dan/atau melakukan perbaikan progran dan kegiatan pembelajaran. Jadi, PBK berusaha untuk memahami secara lebih konkrit atas pencapaian hasil belajar siswa dan sekaligus memahami seluruh kegiatan proses pembelajaran, pencapaian kurikulum, alat, bahan dan metodologi terperinci tujuan penilaian berbasis kelas pada intinya adalah untuk Memberikan informasi mengenai kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kegiatan belajar yang informasi yang akurat guna lebih memberdayakan kegiatan belajar lebih lanjut, beik terhadap individu siswa masing-masing, maupun untuk keseluruhan informasi yang memungkinkan dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dan sekaligus menetapkan tingkat kesukaran dan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan remedial, pendalaman dan pengayaan pengalaman dorongan atau motivasi belajar siswa melalui pemberian informasi tentang kemajuan belajarnya dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan bimbingan yang tepat dalam memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan minat, keterampilan dan Penilain yaitu Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai sesorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan ketuntasan penguasaan kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, semester tengan, semester satu, satu tahun dan masa study satuan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikassi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan upaya hasil proses pembelajaran pada pertemuan semester penilaian Terdapat empat jenis penilaian acuan kriteria1. Entry-behaviors test, yaitu suatu tes yang diadakan sebelum suatu program pengajaran dilaksanakan dan bertujuan untuk mengetahui sampai batas mana penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan dasar untuk menerima program pengajaran yang akan Pre-test, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran pengetahuan dan keterampilan yang akan Post-test, yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan Embedded –test, yaitu tes yang dilaksanakan disela-selaatau pada waktu-waktu tertentu selama proses pengajaran berlangsung dan bertujuan untuk mengetes peserta didik secara langsung sesudah suatu unit pengajaran sebelum post-test dan untuk mencek kemajuan siswa untuk remedial sebelum IIIPENUTUPKESIMPULAN Penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menilai kinerja siswa baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatan kelompok. Penilaian itu harus mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang guru. Dengan demikian, penilaian tersebut harus dilaksanakan dengan baik, karena penilaian merupakan komponen vital utama dari pengembangan diri yang sehat, baik bagi individu siswa maupun bagi organisasi/kelompok. Tujuan penilaian ,yaitu Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan, Terbatasnya ketuntasan penguasaan kompetensi peserta didik, Dibatasi program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi, Tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi, namun semuanya tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan sebab semuanya memiliki keterkaitan yang proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya. Adapun fungsi penilaian yaitu ,Penilaian berfungsi selektif, penilaian berfungsi dianostik,Penilaian berfungsi untuk Penempatan Placement Test,Penilaian berfungsi Pengukur Keberhasilan Belajar Achievement Test.SARAN Kami dari pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kami meminta kritik dan saran untuk pembentukan makalah dan materi yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan nagi setiap pembacanya dan dapat bermanfaat bagi kita PUSTAKAAnas Sudijono, 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Raja Grafindo dan Suprananto,2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta Graha Chatib Thoha, MA, 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta Rajawali DAN TANGGAPAN Mutiara tapsel siregar bertanya Mengapa dalam melakukan penilaian di dalam kelas diperlukan berbagai model penilaian kelas? sekian Assalamualaikum Karena model penilaian kelas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai orientasi baru dalam penilaian hasil belajar peserta didik. memberikan rambu-rambu penilaian hasil belajar. guru juga dapat mengetahui penguasaan peserta didik terhadap karena penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan penguasaan peserta didik terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. Sanggahan Neka fatmala sari Karena memberikan informasi penilaian internal terhadap proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh pendidik dan memberikan wawasan tentang konsep penilaian hasil belajar Ema hopipah siregarAdanya berbagai model penilaian didalam kelas agar rambu – rambu penilaian hasil belajar , rambu – rambu disisni seperti pentuk bagaimana setelah mengetahui hasil belajar apa saja yang harus diperbaiki pada cara belajar sebelumnya ,dan rambu – rambu peringatan atau nasehat setelah mengetahui hasil nilai belajar selam pembelajaran berlangsung .Nurul indah siregar bertanya Apakah tujuan penilaian hasil belajar harus dilakukan secara berkesinambungan? Dan Bagaimana kriteria penilaian yang baik digunakan dalam pembelajaran? Sekian,wassalamualaikum wr, Iya, karena dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan berkesinambungan guru atau pendidik dapat memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran .Kriteria nya yaitu ,kegiatan yang bersifat mendidik , membina , memberikan latihan dan pelajaran. Untuk mengukur ketercapaian pembelajaran berdasarkan prinsip penilaian yang mencakup ,EdukatifOtentikObjektifAkuntabelTransparanYang dilakukan secara terintegrasi Nurmaisyah pulungan kel 10bertanyaDalam halam 6 tentang penilaian berfungsi Diagnostik,Bagaimana cara guru mendiagnostik terhadap peserta didik yang mengalami masalah?Jawab Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa ketika mempelajari mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru 1. Mengidentifikasi kasus dan melokalisasikan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dialami Mengadakan estimasi mengenai faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami Memberi motivasi kepada peserta hal ini seorang guru harus senantiasa memantau dan menerima informasi tentang kemajuan belajar siswa. Sanggahan dari nurjelita Ada beberapa cara yang dilakukan guru yaitu 1. Memberi tes dalam bidang studi yang dianggap sulit dalam melakukan Melakukan wawancara dengan siswa yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat siswa tentang Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi Melakukan observasi kegiatan siswa dalam hutabarat bertanyaApa saja bentuk bentuk penilaian di kelas yang dapat dilaksanakan oleh guru Sebutkan dan jelaskan?Jawab Tes TertulisTes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan tes tertulis adalah alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya dalam bentuk tertulis. Tes ini dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat dan uraian. Biasanya tes tertulis digunakan untuk menilai pengetahuan yang dimiliki peserta SikapSikap adalah suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek Jadi penilaian sikap dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan berbagai obyek. Sikap antara lain yaitu sikap terhadap mata pelajaran, sikap terhadap guru mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi pembelajaran dan sikap yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam diri peserta didik melalui materi berkesinambunganPenilaian merupakan proses yang berkesinambungan artinya penilaian harus dilakukan secara terus-menerus sepanjang rentang waktu Muti ela nurma Tes Perbuatan Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan dengan jawabannya merupakan perbuatan dari siswa yang sedang dinilai. Tes perbuatan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dari segi praktek dan pengetahuannya. Jadi tes ini digunakan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek, untuk mengukur indikator yang ditetapkan dalam kurikulum yang mengarah pada ranah jawaban dari rahman Contoh tes perbuatanMisalnya seorang guru menyuruh siswa untuk mengamati lingkungan sekita dan di daerah tersebut ada sampah,jadi guru tersebut melihat apa yang di lakukan oleh siswa tersebut. Apakah ada siswa yg membuang sampah tersebut pada tempatnya atau tetap jawaban dari novita irawan siregar Tes perbuatan menurut saya adalah seorang guru memberikan soal di papan tulis dan guru bertaya siapa yg bisa menjawab pertayaan boleh menjawab dan maju kedepan agar menjawabnya. MakalahUrgensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Bagi Anak Usia Dini. BAB I: PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapat perhatian khusus karena saat inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai
p>Latar belakang tulisan ini adalah untuk membahas tentang 1 fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia. 2 Penyelenggaraan Pendidikan Nasional 3 Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Bagi Masyarakat . Kajian ini penting sebagai dasar arah pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di indonesia berupaya untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan. Pendidikan di Indonesi sangat berperan penting dalam membangu masyarakat. Melalui pendidikan,masyarakat melakukan transformasi budaya, menciptakan tenaga kerja, menciptakan alat kontrol sosial dan lain sebagainya. Dengan demikian perkembangan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan. Berdasarkan kelima fungsi dan tujuan pendidikan bagi masyrakat tentunya masyarakat akan sangat diuntungkan dalam hal birokrasi, sosial dan ketenagakerjaannya. ttable corresponds to a significant level of 5% The results of this study indicate that bullying greatly affects children's mental health. So it can be concluded that bullying has a positive and significant effect on mental health. The contribution of bullying to mental health can be seen through its determination coefficient r2, which is Bullying contributes to mental development. A Contribution of to mental development is obtained from other factors.... Education must be carried out seriously and as well as possible. According to Sujana 2019 states that education is an effort so that students gain useful knowledge in order to become better human beings. Education also has the main aspect of creating a social environment that can benefit and develop for oneself, others and the State. ...Khusnul KhotimahAri Wibowo KurniawanDevelopment of learning by using tools or tools that are useful for improving learning and conveying information. The purpose of this research is to develop learning based on throwing material applications for middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. This research and development learning method uses a research and development method by following seven steps. By using a quantitative descriptive study and using percentages, the results of the study of data from learning experts get a percentage of 88,5%, throw learning experts 87,5%, media experts 98,5%, and involving 36 middle school PJOK teachers in Pasuruan Regency. The small group trial was distributed to 11 respondents and the large group distributed to 25 respondents obtained the results of 92,25% small group and 83,5% large group. Based on these data it can be concluded that this application based learning development product for throwing materials is very valid and suitable for use by PJOK SMP ini dilatarbelakangi karena keaktifan siswa masih kurang dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 4 Bukittinggi. Tujuan dilakukan penelitian ini yakni untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari penerapan metode Brainstorming pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Syaja’ah dan kaitannya dengan permasalahan Degredasi moral di zaman sekarang di kelas XI SMA Negeri 4 Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan menggunakan informan kunci yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan informan pendukungnya adalah siswa kelas XI. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan data observasi dan wawancara untuk menguji keakuratan data. Berdasarkan hasil penelitian terdapat kendala dalam penerapan metode Brainstorming pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penggunaan metode Brainstorming yang belum bisa diterapkan secara maksimal, dalam pelaksanaannya belum sesuai dengan langkah- langkah dari metode BrainstormingDessy MaulanaAlfurqan AlfurqanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku peserta didik yang rawan prokrastinasi akademik ditinjau dari segi functional procrastination dan disfunctional procrastination pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Ampek Nagari Kabupaten Agam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuntitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 2 Ampek Nagari dengan jumlah 422 siswa dengan sampel 205 orang. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner atau angket berdasarkan skala likert. Metode analisis data menggunakan metode statistik dengan metode persentase yang dilakukan setelah semua tanggapan diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik peserta didik pada umumnya berada pada tingkat yang tinggi. Peserta didik, yang menunjukkan tingkat penundaan akademik yang tinggi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik tinggi dalam hal tugas tertulis. Aspek tugas persiapan ujian tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada klasifikasi tingkat menengah. Tingkat prokrastinasi akademik peserta didik yang terkait dengan membaca dinilai sedang. Aspek tugas administrasi tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori tinggi dan aspek tugas kehadiran kelas, tingkat prokrastinasi akademik peserta didik berada pada kategori BadoIrwandiYusri KarmilaThe purpose of this study was to analyze how the variables of education, poverty and population growth affect economic growth in South Sulawesi so that later it can be used as a basis for determining policies in increasing economic growth in South Sulawesi. While the analysis method used in this research is multiple linear regression analysis method. The results of data estimation using multiple regression analysis show that the education variable has a negative and insignificant effect on economic growth, the poverty variable has a significant effect on economic growth and population growth has a significant effect on economic growth in South Sulawesi. Education, poverty and population growth variables together have no effect on economic growth in South SokaniDian AminudinDwi RatnawatiA less interesting learning process resulted in students feeling bored with the material presented. Therefore this study aims to create interesting learning media so that students are interested in learning the material optimally. The research method used by the author uses the Multimedia Development Live Cycle MDLC system development method developed by Luther. The Multimedia Development Live Cycle MDLC is carried out based on six stages, namely concept, design, material collection, assembly, testing, and distribution. This research produces a product in the form of an Augmented Reality application to classify animals based on the type of food for elementary school children. The results of the Black Box test can be concluded that the application can run well. The results of the feasibility test calculation obtained a score of included in the very feasible category. The products used in this study were declared very suitable for use by elementary school children and used as learning media so that they could help students' understanding processes and foster students' interest and enthusiasm for MuhdiMendiskripsikan berbagai macam problematika penerapan kurikulum merdeka di Sekolah Dasar Negeri 2 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas adalah tujuan penelitian ini. Pendekatan yang peneliti terapkan adalah pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif. Dalam melakukan penelitian menghasilkan berbagai macam problematika atau kendala-kendala dalam menerapkan kurikulum merdeka. Pada kurikulum yang baru ini para guru diminta untuk lebih inovatif dalam membuat rancangan bahan ajar pembelajaran, arah pembelajaran dan runtutan langkah pembelajaran. Dalam pelaksanaan kurikulum merdeka juga ada projek penguatan profil pelajar Pancasila atau yang biasa kita kenal dengan istilah P5. Pembelajaran dilakukan tidak hanya dikelas tetapi juga di alam terbuka guna meningkatkan kreatifitas peserta Dwi MubarikaHanna Nurul ImaniKahfisah AstrellaNovia Putri AriantiEducation is something that will never get bored if it is discussed and we examine it and become the subject of discussion. Starting from the curriculum, teaching staff, educational staff, scientific innovation, to educational supervision that supports learning programs in educational institutions and how to evaluate educational programs, especially in elementary schools. The principal as a supervisor has the burden of the role and responsibility of monitoring, fostering and improving the teaching and learning process in the classroom or at school. This responsibility is known as the responsibility of supervision. This article was compiled with the aim of exploring and analyzing the basic concepts and roles of supervision in evaluating educational programs. the focus is on elementary schools in the city of Malang. By differentiating how the evaluation of educational programs in each school, we are sure to get a significant difference. The research in this article uses qualitative research. Group members go directly to the field to conduct interview observations and collect data and report it. The research was carried out together with several educators at different educational institutions. In research group members found many advantages of educational supervision in supporting the learning process, so here the role of supervision is very important. Increasing the competence of educators with educational supervision is expected to be even principal; educational supervision; educators; evaluation of education programs; educational programAbstrak Pendidikan adalah sebuah hal yang tidak akan pernah bosan jika dibahas dan kita teliti dan menjadi pembicaraan. Mulai dari kurikulum, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, inovasi ilmu pengetahuan, sampai dengan supervisi pendidikan yang menunjang program pembelajaran di lembaga pendidikan serta bagaimana evaluasi dari program pendidikan khususnya di Sekolah Dasar. Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau, membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Artikel ini disusun bertujuan untuk mengulik dan menganalisis bagaimana konsep dasar serta peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan. fokusnya adalah sekolah dasar yang ada di Kota Malang. Dengan membedakan bagaimana evaluasi program pendidikan di masing-masing sekolah, kami yakin akan mendapatkan sebuah perbedaan yang substansial. Penelitian dalam artikel ini menggunakan penelitian kualitatif. Anggota kelompok memilih untuk turung langsung kedalam lapangan yang ada untuk melakukan kegiatan observasi, wawancara, mengumpulkan data, lalu melaporkannya. Penelitian dilaksanakan bersama dengan beberapa tenaga pendidik di lembaga pendidikan yang berbeda. Dalam penelitian anggota kelompok menemukan banyak keunggulan supervisi pendidikan dalam menunjang proses pembelajaran, jadi disini peran supervisi sangat penting. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dengan adanya supervisi pendidikan diharapkan dapat menjadi lebih baik kunci kepala sekolah; supervisi pendidikan; tenaga pedidik; evaluasi program pendidikan; program pendidikanThaariq MunirThe problem in this research starts with the evaluation process, or assessment of the implementation of the independent curriculum. Not many teachers understand the problem of evaluation or assessment by teachers of existing processes. So that the assessment carried out is still unclear. The research objective is a form of sociology learning assessment in the implementation of the independent curriculum. In addition, the theory used is constructivism, namely Lev Vygotsky's theory. This research was conducted with a qualitative approach. The selection of informants using purposive sampling technique with a total of 4 informants. The types of data used in this research are primary data and secondary data. Data collection methods used are observation, in-depth interviews and document studies. Meanwhile the data analysis unit used by the group with Milles Huberman's data analysis is data aggregation, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that formative and summative evaluations are used in the assessment of sociology learning at SMA Negeri 5 Padang. Formative evaluation is carried out at the beginning of learning or at the end of learning in the form of feedback. Summative assessment is carried out on material that has been completed which is also called final semester examination. Management of the results of the assessment consists of a managing the results of the assessment in one learning objective b managing the learning outcomes at the end of the semester with reporting of learning has not been able to resolve any references for this publication.
PengertianMakalah Fungsi Tujuan Dan Contoh Pengertian Bisnis, Tujuan, Bentuk, Fungsi, Ciri, Jenis, Contoh. Game jenis ini dibuat dengan tujuan spesifik sebagai alat pendidikan, entah untuk belajar mengenal warna untuk balita, mengenal huruf dan angka, matematika, sampai belajar bahasa asing..
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH “TUJUAN PERENCANAAN DAN PEMBELAJARAN” Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Dosen Pengampun Hayatun Thaibah, Disusun Oleh Anisa Khairul Nida A02 1910127320008 Mita Dwiyuliani Saputri A02 1910127220002 Syam Rizki A02 1910127310013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2020 i KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran ”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Strategi Pembelajaran dengan dosen pengampu ibu Hayatun Thaibah, Psikolog. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu, diharapkan kritik dan saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menulis makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap kasih. Banjarmasin, Desember 2020 Penulis Kelompok 1 ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................. 1 C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ...................................................................... 3 A. Teori Mengenai Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran ..... 3 B. Konsep dari tujuan perencanaan dan Pembelajaran ............ 5 C. Permasalahan yang Terdapat Pada Tujuan Perencanaan Pembelajaran .................................................................... 7 D. Solusi dari Permasalahan Yang Terdapat Pada Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran........................................... 8 BAB III PENUTUP ............................................................................... 16 A. Kesimpulan ........................................................................ 16 B. Saran .................................................................................. 16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan seharihari. Pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia, baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif sikap, maupun psikomotorik. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut. pembelajaran diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi. Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan. Perencanaan merupakan titik awal dalam dalam melakukan suatu kegiatan. Perencanaan akan memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang yang ada. Dalam melaksanakan suatu kegiatan baik kecil maupun besar dalam suatu lembaga harus melalui perencanaan, khusunya dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan masalah dalam makalah ini dapat dipahami dengan jelas, maka penulis merasa harus membuat rumusan suatu rumusan masalah, sebagai berikut 1. Teori mengenai tujuan perencanan dan pembelajaran ? 2 2. Bagaimana konsep dari tujuan perencanaan pembelajaran dan pembelajaran ? 3. Bagaimana permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran ? 4. Apa solusi dari permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran ? C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pada penulisan makalah ini, sebagai berikut 1. Agar mengetahui tujuan dari perencanaan dan pembelajaran 2. Agar mengetahui apa itu perencanaan dan pembelajaran 3. Mengetahui konsep seperti apa dari tujuan perencanaan dan pembelajaran 4. Mengetahui masalah yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran 5. Agar dapa tahu solusi dari permasalahan yang terdapat pada perencanaan dan tujuan pembelajaran 3 BAB II PEMBAHASAN A. Teori Tujuan Perencanaan dan Pembelajaran Perencanaan berasal dari kata “rencana” yang berarti pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan. Menurut Ely sebagaimana dikutip Sanjaya mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Pendapat di atas menggambarkan bahwa setiap perencanaan dimulai dengan menetapkan target atau tujuan yang akan dicapai, selanjutnya berdasarkan penetapan target atau tujuan tersebut dirumuskan bagaimana mencapainya. Sejalan dengan itu, Terry 1993 mengatakan bahwa perencanaan adalah penetapan kegiatan yang harus dilakukan kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Reigeluth sebagaimana dikutif Salma 2007 membedakan perencanaan dengan pengembangan. Ia menyatakan pengembangan adalah penerapan kisi-kisi perencanaan di lapangan. Kemudian setelah uji coba selesai, maka perencanaan tersebut diperbaiki atau diperbarui sesuai dengan masukan yang telah diperoleh. Sementara itu, pembelajaran berasal dari kata instruction yang banyak digunakan dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Kata instruction banyak dipengaruhi oleh aliran pskologi kognitif-holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan. Di samping itu, kata instruction dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diprediksi dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari segala sesuatu, dan peran guru berubah menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Gagne 1992 bahwa pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang dilakukan guru untuk mengelola fasilitas dan sumber belajar yang tersedia agar dapat dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan upaya membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang tertata tujuan dan isi 4 pembelajaran jelas, strategi pembelajaran optimal, akan amat berpeluang memudahkan belajar. Di pihak lain, peranan pendidik akan menjadi semakin kompleks, ia bukan hanya sebagai salah satu sumber belajar tapi juga harus menampilkan diri sebagai seorang ahli dalam menata sumbersumber belajar lain serta mengintegrasikannya ke dalam tampilan dirinya. Pendidik harus mampu menampilkan diri sebagai satu komponen yang terintegrasi dari keseluruhan sumber berarti kurang tepat kalau dikatakan bahwa pembuatan perencanaan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan mengajar. Perencanaan pembelajaran bukan untuk itu, akan tetapi untuk memudahkan peserta didik belajar. Peserta didik yang selayaknya dijadikan kunci akhir dalam menetapkan mutu suatu perencanaan pembelajaran. Dari kedua makna tentang konsep “perencanaan” dan “pembelajaran”, Sanjaya menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan secara rasional tentang tujuan pembelajaran tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Menurut Soekamto, perencanaan pembelajaran ini merupakan suatu proses untuk menentukan metode pembelajaran manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh perubahan yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta keterampilan peserta didik dengan materi dan karakteristik peserta didik tertentu. Gentry 1994 mengatakan perencanaan pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan pembelajaran umum tercapai. Perencanaan pembelajaran adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentutujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan 5 strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentutujuan tertentu Twelker, 1972. Hasil akhir dari perencanaan pembelajaran adalah suatu sistem pembelajaran, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara emperis yang secara konsisten terbukti dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tujuan perencanaan pembelajaran upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Melalui perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh perancang pembelajaran. Perbaikan mutu pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan terhadap kualitas pembelajaran Selanjutnya, dalam mendesain pembelajaran perlu memilah hasil pembelajaran yang segera bisa diukur pencapaiannya hasil langsung dan hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif yang merupakan urunan dari sejumlah peristiwa pembelajaran hasil pengiring. Inti utama dalam perancangan pembelajaran adalah pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran. Hal senada dikemukakan oleh Dick dan Carey bahwa rumusan tujuan pembelajaran umum harus jelas, dapat diukur, dan berbentuk tingkah laku. Menurut Mudhofir 1990 rumusan tujuan pembelajaran yang baik, yaitu a. formulasi dalam bentuk operasional b. bentuk produk belajar c. dalam tingkah laku sibelajar d. jelas tingklah laku yang ingin dicapai e. hanya mengandung satu tujuan belajar f. tingkat keluasan yang sesuai g. rumusan kondisi pembelajaran jelas dan cantumkan standar tingkah lakuyang dapat diterima. B. Konsep dari tujuan perencanaan dan pembelajaran 6 Perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik. Pertama, perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asalasalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, di samping disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Kedua, perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapaian tujuan. Ketiga, perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. pendapat Gagne dan Briggs 1979 bahwa asumsi dasar perencanaan pembelajaran, yaitu 1. Harus bertujuan untuk membantu seorang belajar 2. Mencakup jangka panjang dan jangka pendek. 3. Sistem pembelajaran yang dirancang secara sistematik dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. 4. Sistem pembelajaran harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan system. 5. Perlu didasarkan atas pengetahuan bagaimana manusia belajar. Perancangan pembelajaran haruslah didasarkan pada hasil ldentifikasi dan analisis tentang semua variabel yang mempengaruhi 7 belajar. Ada tiga variable yang mempengaruhi belajar, yaitu kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil pembelajaran. C. Permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran Setiap pendidik harus menguasai materi pelajaran yang di ampunya dan dapat menyampaikan materi tersebut secara efektif dan efisien kepada peserta didik. Agar pendidik dapat melaksanakan tugasnya tersebut dengan baik, diperlukan pengalaman dan pengetahuan tentang siapa peserta didik, serta bagaimana menyampaikan materi tersebut dengan baik. Untuk itu, pendidik perlu mendalami kemampuan yang berkaitan dengan cara menyajikan materi yang menarik, teratur dan terpadu. Hal ini sesungguhnya merupakan bagian yang terintegrasi dengan kinerja mengajar seorang pendidik untuk segala jenis dan jenjang pendidikan. Kinerja mengajar berhubungan dengan kemampuan pendidik menjelaskan isi pelajaran, menghadapi peserta didik, membantu memecahkan masalah, mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan kelas, menyusun evaluasi belajar, menentukan metode, media, atau bahkan menjawab pertanyaan dengan baik dan bijaksana. Untuk dapat melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan kinerja mengajar tersebut pendidik perlu menyiapkan perencananaan pembelajaran. Penyusunan perencanaan pembelajaran ini terkait dengan rencana yang ia harus laksanakan sewaktu berada di ruang kelas Salma, 2007. Agar perencanaan pembelajaran tersusun dengan baik, pendidik memerlukan landasan berpikir atau bekal ilmu yang mendukung penyusunan perencanan pembelajaran. Perancang pembelajaran sering kali merasa kecewa dengan hasil yang nyata dicapainya karena ada sejumlah hasil yang tidak segera bias diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran yang termasuk kawasan lebih merupakan hasil pembelajaran yang terbentuk secara kumulatif dalam waktu yang relative lama dan merupakan integrasi dari hasil sejumlah perlakuan pembelajaran. Dalam perencanaan 8 membutuhkan prosedur perencanaan yang baik dan benar agar perencanaan pembelajaran bisa berjalan dengan baik. D. Solusi dari permasalahan yang terdapat pada tujuan perencanaan dan pembelajaran Pengembangan perencanaan pembelajaran terdiri dari separangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan, dan evaluasi terhadap system pembelajaran yang sedang dikembangkan tersebut sehingga setelah mengalami beberapa kali revisi, sistem pembelajaran itu dapat memuaskan hati pengembangnya. Pengembangan perencanaan pembelajaran ini dimaksudkan untuk mencari pemecahan masalah-masalah pembelajaran atau setidak-tidaknya dalam mengoptimalkan sumber belajar yang ada untuk memperbaiki pendidikan Mudhoffir, 1987. Ada beberapa model perencanaan pembelajaran, misalnya model Briggs, model Banathy, model Kemp, model Gerlach dan Ely, model Dick dan Carey dan masih banyak lagi modelmodel yang lain. Salah satu model perencanaan pembelajaran yang dapat dipilih untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran adalah model Dick dan Carey. Prosedur perencanaan pembelajaran model Dick dan Carey adalah sebagai berikut Pertama, mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran. Kebutuhan adalah kesenjangan keadaan saat ini dibandingkan dengan keadaan seharusnya. Kebutuhan pembelajaran adalah kesenjangan antara kondisi realitas pembelajaran saat ini dengan kondisi ideal pembelajaran yang seharusnya dilakukan Yaumi, 2014. Langkah langkah mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran merupakan proses untuk a. menentukan kesenjangan penampilan siswa yang disebabkan kekurangan kesempatan mendapatkan pendidikan dan pelatihan masa lalu b. mengidentifikasi bentuk kegiatan pembelajaran yang paling cepat c. menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. 9 Menurut Harless dalam melakukan identifikasi kebutuhan pembelajaran, ada tiga kelompok yang dijadikan sumber informasi, yaitu a. siswa, terutama siswa yang telah bekerja b. masyarakat, termasuk orang tua, dan orang yang akan menggunakan lulusan c. pendidik, termasuk guru dan pengelola program pendidikan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui perumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu diajarkan kepada siswa dalam mata pelajaran tertentu. Hasil perumusan tersebut dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran umum TPU atau standar kompetensi. Kedua, menganalisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran adalah suatu proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik. Proses ini bertujuan untuk mengetahui gambaran susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Baik jumlah maupun susunan perilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pendidik bahwa perilaku umum yang tercantum dalam TPU dapat dicapai secara efektif dan efisien. Ketiga, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. Setelah selesai melakukan analisis pembelajaran dan sudah tergambarkan perilaku-perilaku khusus yang akan dikuasai oleh peserta didik. Maka tahap berikutnya mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik atas hasil analisis pembelajaran yang sudah dijabarkan. Kemampuan peserta didik yang ada dalam kelas selalu heterogen, sebagian siswa sudah banyak tahu sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang diajarkan di kelas berdasarkan perilaku-perilaku khusus yang ada. Bila pendidik mengikuti kelompok siswa yang sudah banyak tahu, maka kelompok siswa yang belum tahu akan ketinggalan dan tidak dapat menangkap materi yang diberikan. Sebaliknya bila pendidik mengikuti kelompok siswa yang belum tahu, kelompok siswa yang banyak tahu merasa tidak belajar apa-apa dan bosan. 10 Untuk mengatasi hal ini, ada dua pendekatan yang dapat dipilih, yaitu siswa menyesuaikan dengan materi pembelajaran dan materi pembelajaran disesuaikan dengan siswa. Teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku awal siswa dapat digunakan kuesioner, interview, observasi, dan tes. Menurut Uno, instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan awal adalah tes, sedangkan instrument yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik awal siswa minat, motivasi belajar, gaya belajar dan lain-lain antara lain adalah tes baku yang dibuat para ahli. Untuk mendapatkan data yang paling akurat, adalah menggunakan tes penampilan siswa dan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaaan siswa serta tes tertulis untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa. Tetapi, bila tes seperti ini tidak tepat dilakukan karena dirasakan kurang etis, kesulitan teknik pelaksanaannya, atau tidak mungkin dilaksanakan karena sebab yang lain, penggunaan skala penilaiana cukup memadai. Skala penilaian tersebut diisi oleh orang-orang yang tahu secara dekat terhadapkemampuan siswa dan diisi oleh siswa sebagai self report. Berdasarkan masukan ini dapat ditetapkan oleh pendidik titik berangkat atau permulaan pelajaran yang harus diberikan pada siswa. Titik itu adalah perilaku khusus di atas garis batas yang telah dikuasai siswa atau calon akhir dari kegiatan mengidentifikasi perilaku awal siswa adalah menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada siswa. Perilaku yang diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran khusus TPK. Selain mengidentifikasi perilaku awal siswa, pendidik harus pula mengidentifikasi karakteristik siswa yang berhubungan dengan pengembangan pembelajaran. Misalnya,minat, kemampuan bahasa inggiris, kemampuan pancaindera, kesenangan, dan lain-lain yang dimiliki Karakteristik ini perlu diketahui oleh pendidik, karena berkaitan dengan pengembanganpembelajaran yang akan diterapkan. 11 Keempat, menulis tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus TPK. Tujuan pembelajaran khusus adalah penjelasan rinci tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. TPK ditempatkan sebagai komponen awal dalam menyusun desain pembelajaran merupakan pusat perhatian setiap pengembangan pembelajaran. TPK merupakan dasar dan pedoman bagi seluruh proses pengembangan pembelajaran selanjutnya. Perumusan TPK merupakan titik permulaan yang sesungguhnya dari proses pengembangan pembelajaran. Sedangkan proses sebelumnya merupakan tahap pendahuluan untuk menghasilkan TPK. TPK merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. Selanjutnya TPK merupakan alat untuk menguji validitas isi tes. Dalam menentukan isi pelajaran yang akan diajarkan, pengembang pembelajaran merumuskannya berdasarkan perilaku yang ada dalam TPK. Tujuan pembelajaran menjadi arah proses pengembangan pembelajaran karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai siswa pada akhir proses Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan tersebut merupakan ukuran pula keberhasilan pembelajaran yang digunakan pendidik. Perumusan TPK harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusunan tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya. Kelima, mengembangkan Butir Tes Acuan Patokan. Setelah TPK selesai dirumuskan secara operasional, tahap berikutnya adalah mengembangkan butir tes acuan patokan. TPK berisi perilakuperilaku khusus yang belum dikuasai siswa sebelum memulai perkuliahan. TPK merupakan hasil dari dua langkah yaitu hasil kegiatan analisis pembelajaran dan mengidentifikasi karakteristik awal siswa. Pendidik haruslah menyusun tes acuan patokan yaitu tes yang dapat mengukur penguasaaan siswa dalam setiap perilaku tersebut. Bukan mengukur seluruh uraian pendidik dalam proses pembelajaran, sebab apa yang diberikan pendidik selama proses tersebut belum tentu seluruhnya relevan dengan TPK. 12 Isi pelajaran bukanlah criteria untuk mengukur keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran. Ia bagian dari proses itu dan termasuk harus diuji relevansinya dengan tujuan pembelajaran. Hal ini senada dengan pendapat Uno bahwa tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara langsung dapat digunakan untuk mengukur seperangkat tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. Untuk menyusun butir tes acuan patokan, pendidik perlu melakukan langkah-langkah berikut 1. menentukan maksud tes, yaitu memberikan umpan balik tentang hasil belajar siswa dalam setiap tahap proses belajarnya dan menilai efektifitas sistem pembelajaran secarakeseluruhan 2. Membuat tabel spesifikasi yang memuat daftar perilaku, bobot perilaku, jenis tes, dan jumlah butir tes, 3. Menulis butir tes sesuai table spesifikasi 4. Merakit tes yang telah ditulis dan dikelompokkan atas dasar jenis kemudian diberi nomor urut 5. Menulis petunjuk menjawab tes sesuai jenisnya 6. Menulis kunci jawaban tes 7. Mengujicobakan tes 8. Menganalisis hasil uji coba 9. Merevisi tes Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Dick dan Carey mengatakan suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedurprosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Komponen dari strategi pembelajaran, yaitu 1. kegiatan pra pembelajaran 2. penyajian informasi 3. partisipasi siswa 4. tes 5. kegiatan tindak lanjut. 13 Merril dan Tennyson 1977 menyebutkan strategi pembelajaran sebagai urutan tertentu dari penyajian materi dalam pembelajaran. Sedangkan AT dan T 1985 menyamakan strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran. Gagne dan Briggs 1979 menyebut strategi pembelajaran sebagai Sembilan tahapan dalam proses kegiatan pembelajaran, yaitu 1. memberikan motivasi atau menarik perhatian 2. menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa; 3. mengingatkan kompetensi prasyarat 4. memberi stimulus 5. memberi petunjuk belajar 6. menimbulkan penampilan siswa 7. memberi umpan balik 8. menilai penampilan 9. menyimpulkan. Dari penjelasan di atas, para ahli sepakat bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Ketujuh, mengembangkan bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, bahan ajar mempunyai sturuktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belaajr siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi siswa untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi siswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi pada siswa secara individual. Menulis bahan ajar berarti mengajarkan suatu mata pelajaran melalui tulisan, di mana bahasa yang digunakan bukan bahasa buku teks 14 yang bersifat sangat resmi dan formal, melainkan bahasa setengah formal dan setengah lisan. Penyusunan bahan ajar adalah karakteristik dari sistem pembelajaran di mana pun proses pembelajaran terjadi, baik dalam sistem belajar jarak jauh maupun dalam sistem pembelajaran tatap muka. Bahan ajar disusun berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, kebutuhan siswa, rancangan kegiatan belajar mengajar dan kontrak pembelajaran. Penyusunan bahan ajar dapat dilakukan guru melalui berbagai cara, mulai dari yang termurah sampai yang termahal. Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk menyusun bahan ajar, yaitu 1. menulis sendiri 2. pengemasan kembali informasi 3. penataan informasi. Kedelapan, malaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. Setelah semua tahap perancangan sistem pembelajaran selesai dikembangkan tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi formatif terhadap keseluruhan kegiatan perancangan tersebut. Menurut Suparman, evaluasi formatif adalah proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam rangka peningkatan kualitas produk atau program pembelajaran. Evaluasi formatif bertujuan untuk menentukan apa yang harus ditingkatkan atau direvisi agar produk tersebut lebih efektif dan efisien. Idealnya, evaluasi formatif dilakukan empat tahap, yaitu 1. review oleh ahli bidang studi, ahli desain, ahli media, dan ahli bahasa di luar dari tim pengembang pembelajaran tersebut. 2. evaluasi satu satu dilakukan antara pengembang pembelajaran dengan dua atau tiga siswa secara individual. Siswa yang dipilih adalah yang memiliki karakteristik seperti populasi sasaran. 3. evaluasi kelompok kecil siswa yang representative untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya sebanyak 8-12 orang. 15 4. ujicoba lapangan kepada sejumlah 15-30 orang siswa sepanjang telah mempunyai ciri yang sama atau mirip dengan populasi sasaran. Hasil-hasil dari pelaksanaan evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki produk sistem pembelajaran yang sedang dikembangkan. Setelah produk-produk system pembelajaran diperbaiki, maka produk sistem pembelajaran tersebut dapat digunakan ke kelompok populasi pelaksanaan pembelajaran selesai, maka dilakukanlah tahap evaluasi sumatif untuk melihat keberhasilan siswa terhadap produk sistem pembelajaran yang diterapkan. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perencanaan pembelajaran merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang mencakup analisis kebutuhan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, pengembangan strategi pembelajaran, pengembangan bahan ajar, serta pengembangan alat evaluasinya dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Upaya membuat perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan pembelajaran. Prosedur perencanaan pembelajaran yang dibuat berhubungan erat dengan model perencanaan pembelajaran yang dipilih. Salah satu model yang dapat dipilih dalam membuat perencanaan pembelajaran adalah model yang dikembangkan Dick dan Carey. Posedur mendesain pembelajaran dengan menggunakan model ini mencakup beberapa tahapan sebagai berikut 1. mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan menulis tujuan pembelajaran umum 2. melakukan analisis pembelajaran 3. mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, 4. menulis tujuan pembelajaran khusus 5. menyusun tes acuan patokan 6. menyusun strategi pembelajaran 7. mengembangkan bahan ajar 8. mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif dan sumatif. B. Saran Dengan membahas ini diharapkan denganmengikuti prosedur yang ada dapat mempermudah kita dalam mencapai tujuan perencanaan pembelajaran , agar apa yang ingin dicapai dalam perencanaan bias sebaik mungkin berhasil diterapkan dan berhasil dalam meningkatkan potensi yang dimiliki oleh anak . 17 DAFTAR PUSTAKA Nur Nasution, Wahyudin. 2017. Perencanaan Pembelajaran Pengertian, Tujuan dan 12. 185 - 194 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Biladilihat dati operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dua bentuk: 1. Alat untuk memperluas, memelihara, dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial serta ide-ide masyarakat dan nasional. 2. Alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan.

Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK Tugas ke-2 Dosen Pengampu Dr. I Kadek Suartama, Oleh Putu Okta Satriani 2211031226 Kelas 1F PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2022 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Karakter Pada Anak”. Makalah dengan judul “Pendidikan Karakter Pada Anak” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca terkait topik yang dibahas yakni bagaimana pentingnya Pendidikan karakter pada anak usia dini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Bapak Dr. I Kadek Suartama, selaku dosen pengampu mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Dengan tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini. Singaraja, 17 November 2022 Putu Okta Satriani 2211031226 iii ABSTRAK Pendidikan karakter pada anak merupakan upaya penanaman perilaku terpuji pada anak – anak. Baik itu berupa perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, dan perilaku terpuji lainnya yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya kedepan. Pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Khususnya di sekolah, pendidikan karakter yang di dapatkan anak di sekolah tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik untuk anak di masa sekarang dan yang akan datang nantinya. Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemukan anak. Dalam keluarga, peran orang tua yaitu memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sikap – sikap yang baik pada anak. Orang tua tidak semestinya menyerahkan pendidikan karakter anak sepenuhnya kepada guru - guru di sekolah. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan. Oleh karena itu, semua pihak baik itu dari orang tua, guru dan juga lingkungan tempat anak tinggal memiliki perannya masing – masing dalam pembentukan karakter anak. kata kunci karakter pada anak, pembentukan karakter, pendidikan karakter. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2 Tujuan ................................................................................................................ 2 Manfaat .............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3 Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................................ 3 Konsep Dasar Pendidikan Karakter ................................................................... 3 Nilai – Nilai Pendidikan Karakter ..................................................................... 4 Prinsip Pendidikan Karakter .............................................................................. 5 Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter Pada Anak ................................ 6 Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................... 7 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8 Kesimpulan ........................................................................................................ 8 Saran .................................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan dalam Bahasa Imggris dikenal dengan sebutan education yang dimana memiliki kata dasar educate dengan Bahasa latin educo. Educo memiliki arti mengembangkan dari dalam seperti mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Pendidikan memiliki arti sebuah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan individu melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, tata cara, dan perbuatan mendidik. Jadi dengan itu, dapat diartikan bahwa Pendidikan adalah sebuah proses pengembangan diri seseorang melalui sebuah upaya pengajaran, bimbingan dan pelatihan sehingga menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dalam lingkup kehidupan sebuah karakter dari individu merupakan salah satu hal penting yang dimana karakter menjadi salah satu ciri khas dari individu tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karakter diartikan sebagai sifat – sifat kejiwaan, akhlak ataupun budi pekerti. Karakter juga diartikan sebagai nilai – nilai, sikap dan juga prilaku seseorang yang dapat diterima oleh masyarakat luas seperti etis, demokratis, hormat, bertanggung jawab, dapat dipercaya, adil dan fair, serta peduli, yang bersumber dari nilai – nilai kemasyarakatan, ideologi negara, dan kewarganegaraan, nilai – nilai budaya bangsa, agama, dan etnik yang diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas sehingga tidak menimbulkan konflik. Menurut Darmiyati Zuchdi, dkk. 2015 3 pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai – nilai perilaku karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai – nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menjadi manusia paripurna. Oleh karena itu karakter dijadikan sebagai nilai – nilai yang dapat diterima oleh masyarakat membutuhkan sebuah sistem penanaman agar melekat pada diri manusia sehingga dapat berperilaku yang terpuji. Sedangkan menurut Asmaun Sahlan 2013 141-142 Pendidikan karakter memiliki tujuan sebagai arah dalam pelaksanaan pendidikan di sebuah lembaga. Pendidikan karakter sangat penting di dalam kehidupan manusia khususnya anak – anak muda penerus bangsa Indonesia yang dimana sekarang ini sedang dilanda dengan banyaknya penurunan moral di berbagai Lembaga, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan kenyataan itulah sebuah pendidikan karakter sangat diperlukan disini. Pendidikan karakter dijadikan sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan pembentukan karakter peserta didik khususnya sejak sekolah dasar agar memiliki akhlak mulia. Pendidikan karakter harus dilaksanakan sedini mungkin. Pendidikan karakter bisa dimulai sejak individu di usia dini yang dimana periode usia dini merupakan masa dimana sebagai landasan kehidupan manusia selanjutnya. Dengan itulah betapa pentingnya pendidikan karakter untuk anak sejak kecil yang dimana dimaksudkan untuk menanamkan nilai -nilai atau ajaran – ajaran kebaikan agar dapat menjadi sebuah kebiasaan ketika dewasa atau dijenjang pendidikan berikutnya. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa itu pendidikan karakter ? 2. Apa saja konsep dasar pendidikan karakter ? 3. Bagaimana pengelompokan nilai – nilai karakter ? 4. Apa saja prinsip dari pendidikan karakter ? 5. Bagaimana peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak ? 6. Apa saja fungsi dan tujuan dari pendidikan karakter ? Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut 1. Mengetahui pengertian pendidikan karakter 2. Mengetahui konsep dasar pendidikan karakter 3. Mengetahui pengelompokan nilai – nilai karakter 4. Mengetahui prinsip pendidikan karakter 5. Mengetahui peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak 6. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter Manfaat 1. Bagi Pembaca Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi pembaca adalah agar pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak. 2. Bagi Penulis Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah penulis dapat memahami dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak. 3 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter tersusun atas dua kata yaitu pendidikan dan juga karakter. Kedua kata ini mempunyai maknanya sendiri – sendiri. Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja, sedangkan karakter lebih pada sifatnya. Artinya, melalui proses pendidikan tersebut, nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter yang baik Sutrisno, 2015. Kata pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education, yang dimana kata dasarnya adalah educate atau bahasa latinya educo. Educo memiliki arti mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan yang mendidik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses pengembangan diri seseorang melalui upaya pengajaran, bimbingan dan juga pelatihan sehingga menjadikan individu menjadi lebih dewasa. Dalam kamus Poerwadaminta, kata karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat – sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang menjadi ciri khas dan membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karakter diartikan sebagai watak, tabiat, pembawaan dan kebiasaan. Karakter memiliki kaitan erat dengan personality, atau kepribadian seseorang. Adapula yang mengartikan karakter sebagai identitas diri seseorang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang berkaitan dengan kepribadian, sikap, tabiat, perilaku, akhlak dan budi pekerti yang dapat membedakan satu orang dengan orang lain. Menurut Fakri Gafar 2013, pendidikan karakter merupakan suatu proses transformasi dari nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan ke dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Sedangkan Scerenko berpendapat bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh – sungguh dengan cara mencari kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar, serta praktik emulsi. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan tentang kepribadian, tabiat, sikap maupun akhlaq sehingga terbentuk suatu individu seperti yang diharapkan. Dapat diartikan yang dimana suatu lembaga pendidikan harus mengedepankan penanaman dan juga pengembangan nilai – nilai karakter pada peseta didiknya dalam proses pembelajaran yang kemudian dapat diterapkan ke dalam kehidupan sehari – hari perserta didik selama masa hidupnya. Konsep Dasar Pendidikan Karakter Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti PBP bertujuan sebagai berikut 4 1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan. 2. Menumbuh kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga. 4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karakter seseorang atau individu akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang – ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang pada akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter dari indivitu itu. Pembentukan karakter tidak dapat dilepaskan dari keterampilan hidup seseorang. Proses pengembangan keterampilan dimulai dari sesuatu yang tidak disadari dan tidak kompeten yang kemudian menjadi sesuatu yang disadari dan kompeten. Penanaman karakter bisa dimulai dengan cara menanamkan nilai – nilai universal untuk mencapai kematangan karakter melalui penanaman cinta kasih dalam keluarga. Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama – sama. Keluarga menjadi kiblat perjalanan dari dalam kandungan sampai tumbuh menjadi dewasa dan berlanjut di kemudian hari. Sedangkan lingkungan sekolah memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak. Peran guru tidak hanya sekedar sebagai pendidik semata, tetapi juga sebagai pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya. Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter haruslah bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya dan juga tujuan pendidikan nasional Indonesia. Berdasarkan ke empat sumber nilai tersebut, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini. a. Religius. Pikiran, perkataan, dan juga tindakan seseorang di upayakan selalu berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya masing - masing. b. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya baik itu dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri ataupun orang lain. c. Toleransi. Sikap dan tindakan yang saling menghargai perbedaan baik itu agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang ada dalam kehidupan. e. Kerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh - sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu pembaharuan untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan hal dan tugas-tugas yang dimiliki. h. Demokratis. Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai hak dan kewajiban dirinya dan orang lain itu sama atau setara. i. Ingin tahu. Sikap dan juga tindakan yang selalu berupaya untuk menggali, mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya. 5 j. Nilai kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang dimana menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya. k. Nasionalis. Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, yang tinggi terhadap bangsanya. l. Menghargai karya dan prestasi orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mempunyai sikap menghormati keberhasilan atau pencapaian orang lain. m. Komunikatif. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain tanpa rasa canggung yang berlebihan. n. Cinta Damai. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan nyaman atas kehadiran dirinya. o. Gemar Membaca. Kebiasaan untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebaikan bagi dirinya. p. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan melaksanakan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan bantuan. r. Tanggung-jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan baik itu terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah segala sesuatu hal yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didiknya. Guru membantu membentuk watak peserta didik berdasarkan prinsip – prinsip pendidikan karakter. Menurut Saiful Bahri 2015 berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan nilai atau karakter bangsa yaitu 1. Nilai dapat diajarkan atau memperkuat nilai – nilai luhur budaya bangsa melalui olah pikir, olah rasa, olah karsa, olah kalbu, dan olah raga yang dihubungkan dengan objek yang dipelajari yang terintegrasi dengan materi pelajaran di sekolah. 2. Proses perkembangan nilai – nilai atau karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 3. Proses pengembangan nilai – nilai karakter bangsa yang dimiliki peserta didik merupakan proses yang berkelanjutan sejak peserta didik masuk dalam satuan pendidikan. 4. Diskusi tentang berbagai perumpamaan objek yang dipelajari untuk melakukan olah pikir, olah rasa, olah kalbu, dan olah raga untuk memenuhi tuntutan dan munculnya kesadaran diri sebagai ciptaan Tuhan, anggota masyarakat bangsa maupun warga negara, dan sebagai bagian dari lingkungan tempat hidupnya. 5. Program perkembangan dirinya melalui kegiatan – kegiatan rutin budaya sekolah, keteladanan, kegiatan spontan pada saat kejadian, pengkondisian dan pengintegrasian pendidikan nilai karakter dengan materi pelajaran, serta merujuk kepada pengembangan kompetensi dasar setiap mata pelajaran di sekolah. 6 Pendidikan karakter pada tingkatan sekolah mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol – simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter Pada Anak Dengan perkembangan zaman yang memasuki era modern ini memacu para pendidik untuk mencetak anak – anak bangsa yang sanggup dan bisa untuk menempatkan diri di tengah arus perubahan yang cepat. Lebih dari itu, para tenaga pendidik memiliki kewajibanan untuk mendorong peserta didiknya menjadi orang – orang yang hidupnya mampu menggali makna dan memiliki akar pada nilai – nilai yang luhur, gambar diri yang kokoh dan ambisi – ambisi yang bermanfaat bagi manusia lain selain dirinya sendiri. Para pendidik harus menghasilkan peserta didik yang mandiri. Yang artinya mampu memilih berdasarkan nilai-nilai, gambaran diri yang kokoh dan ambisi yang tepat. Penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan dijabarkan sebagai berikut 1. Pembinaan watak jujur, cerdas, peduli, tangguh merupakan tugas utama dari pendidikan. 2. Mengubah kebiasaan buruk melalui tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi baik. Dapat mengubah kebiasaan senang tetapi jelek yang pada akhirnya menjadi benci tetapi menjadi baik. 3. Karakter merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan. 4. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam keluar untuk menampilkan perilaku terpuji dan mengandung kebaikan. Penanaman – penanaman nilai karakter tersebut dapat wujudkan dan dijadikan budaya di masing – masing sekolah. Proses yang efektif untuk membangun budaya sekolah adalah dengan melibatkan dan mengajak semua pihak yang ada di lingkungan sekolah untuk bersama – sama memberikan komitmennya. Banyak nilai yang dapat dan harus dibangun di sekolah seperti nilai peduli dan kreatif, jujur, bertanggungjawab, disiplin, sehat dan bersih, dan juga saling peduli antar sesama warga sekolah. Sekolah adalah laksana taman atau tempat untuk menanam benih-benih nilai kebaikan untuk pembentukan karakter pada anak tersebut. Untuk itu, kepala sekolah, para guru dan karyawan harus fokus pada usaha pengorganisasian yang mengarah pada harapan dalam pembentukan karakter anak didiknya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para guru untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan. Berikut contoh penerapan keteladan pendidikan karakter di sekolah yang bisa diterapkan 1. Guru secara sadar datang pada jam dan pulang jam Kehadiran guru yang demikian sebagai bentuk komitmen mereka terhadap budaya yang telah berlaku di sekolah yang bersangkutan. 2. Sekolah memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan, usaha, dan memberikan komitmennya. Dengan itu, semua karyawan dan siswanya akan termotivasi untuk bekerja keras, inovatif, dan mendukung perubahan. 3. Sekolah memberikan apresiasi pada saat upacara bendera pada hari senin untuk guru, karyawan dan siswa yang berprestasi. Cara yang dilakukan ini dapat 7 memotivasi setiap guru, karyawan dan siswa untuk meraih prestasi – prestasi tertentu. 4. Sekolah menerapkan Kegiatan Gotong Royong setiap satu semester yang bertujuan untuk menanamkan sikap atau rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah tersebut. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter Secara umum fungsi pendidikan karakter sesuai dengan fungsi dari pendidikan nasional, yaitu pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan dengan itu, menurut Zubaedi ada beberapa fungsi dari diadakanya pendidikan karakter antara lain 1. Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi potensi peserta didik agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. Oleh karena itu, dalam konteks ini pendidikan harus mampu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan norma-norma yang ada. 2. Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter peserta didik yang bersifat negatif dan memperkuat peran dari keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera. 3. Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya dari bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia agar menjadi bangsa yang bermartabat. Sedangkan pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Tujuan pendidikan karakter yang diharapkan Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan potensi nurani peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. 8 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pendidikan karakter merupakan suatu proses transformasi dari nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan ke dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Pendidikan karakter pada anak merupakan upaya penanaman perilaku terpuji pada anak – anak. Baik itu berupa perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, dan perilaku terpuji lainnya yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya kedepan. Pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Salah satunya adalah di sekolah. Pendidikan karakter yang di dapatkan anak di sekolah tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik untuk anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang nantinya. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan. Oleh karena itu, semua pihak baik itu dari orang tua, guru dan juga lingkungan tempat anak tinggal memiliki perannya masing – masing dalam pembentukan karakter anak. Dalam pendidikan karakter pada anak ada 4 konsep dasar yang menjadi landasan pendidikan karakter untuk anak. Selain itu ada pula prinsip – prinsip yang harus diterapkan dalam proses penanaman karakter pada anak khusunya di sekolah. Begitupun juga dengan peranan pendidikan dalam proses penanaman karakter pada anak yang dimana salah satunya dengan membuat suatu aturan – aturan kecil di sekolah yang wajib ditaati untuk menumbuhkan karakter baik di dalam diri anak tersebut. Dari semua hal diatas adapun fungsi dan tujuan yang akan diperoleh dari pendidikan karakter yang dimana salah satunya adalah dapat membentuk dan juga mengembangkan dengan bakat individu yang dimiliki. Saran Dengan pentingnya pendidikan karakter untuk anak – anak usia dini dan sekolah dasar sangat diperlukan pendidikan karakter yang dimana seharusnya sudah ditanamkan sedini mungkin. Dalam pendidikan karakter sebaiknya bukan hanya guru yang berperan tetapi juga orang tua serta lingkungan sekitar ikut berperan penting dalam proses penanaman karakter pada seseorang agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. 9 DAFTAR PUSTAKA Bahri, S. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah. TA'ALLUM. Hadisi, L. 2015. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dib. Khaironi, M. 2017. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, 82. Putri, D. P. 2018. Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital. AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar, 37-39. Zuchdi, D. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter di SMP N 8 dan SMP N 9 Purwokerto. Jurnal Pembangunan Pendidikan. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Ningsih Zamroni ZamroniDarmiyati ZuchdiPenelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan; 1 implementasi pendidikan karakter IPK di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto; 2 peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK; dan 3 aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan berikut ini. 1 Implementasi pendidikan karakter yang lakukan melalui pola kegiatan terpadu antara kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler. 2 Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan siswa mempunyai peranan yang positif dalam pembentukan kultur sekolah yang berkarakter. Peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK diwujudkan dalam a peran kepala sekolah sebagai motivator, pemberi contoh keteladanan, pelindung, penggerak kegiatan, perancang kegiatan, pendorong, dan pembimbing; b peran guru sebagai pendidik, pengasih, dan pengasuh; dan c peran siswa sebagai subjek didik dan pelaksana kegiatan di sekolah. 3 Aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK cenderung mengacu pada prinsip ABITA Aku Bangga Indonesia Tanah Airku berbasis kebangsaan dan religius yang meliputi 18 nilai karakter, yaitu a nilai religius, b kejujuran, c demokratis, d tanggungjawab, e disiplin, f peduli lingkungan, g peduli sosial, h kerja keras, i mandiri, j cinta tanah air, k semangat kebangsaan, l rasa ingin tahu, m gemar membaca, n menghargai prestasi, o cinta damai, p bersahabat/komunikatif, q toleran, dan r kreatif. 4 Terdapat persamaan dan perbedaan dalam IPK di kedua SMP tersebut, persamaannya adalah mengacu pada nilai-nilai yang ada pada prinsip ABITA, perbedaannya kalau di SMP Negeri 8 melaksanakan 12 nilai karakter dan kegiatan pelajaran sekolah setiap pagi diawali dengan baca Alquran pada jam ke-0, sedangkan SMP Negeri 9 Purwokerto melaksanakan 18 nilai karakter sesuai prinsip ABITA sebagai pilot projek Kemdikbud yang kegiatan pelajaran dimulai setiap pagi diawali dengan “Salam ABITA”, menyanyikan lagu kebangsaan, dan kegiatan kebersihan lingkungan Palupi PutriCharacter education is an application process of etiquette value and religious into the students through knowledge, the application of the values to yourself, family and each friends into the teacher, environment and also into God Almighty. The social development of the child in the age of the elementary school have increase. From the first only socialize with the family in the house and then grow up to know another people around him. The child in this age also know the digital style either in the house, friends, school and the environment. In the digital era it’s not only positive impact but also negative impact. In this case the figure of the parents, teacher and society are working to guide and watch the child to become good, excellent and have the positive aim to their selfSaiful BahriCharacter education is the deliberate effort conscious to help people understand, care about, and implement the core ethical values. It is expected that character and personality are formed by the learners themselves who long for the success of character education. Learners are expected to understand the values imparted to him, entirely without any misunderstanding at all. Integration of character education is vital in overcoming the problem of moral crisis. Thus, in the implementation of character education in schools is three methods are employed involving learning, extracurricular activities, and school Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dibL HadisiHadisi, L. 2015. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dib.

\n\n\n \n \n makalah fungsi dan tujuan pendidikan
MakalahFungsi Manajemen Pendidikan. 1. B. Fungsi managemen pendidikan Manjemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiuatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………. DAFTAR ISI ………………………………. 1. BAB I a. Pendahuluan ………………………………. b. Latarbelakang Masalah ………………………………. c. Rumusan Masalah ………………………………. d. Tujuan Masalah ………………………………. 2. BAB II a. Pembahasan ………………………………. b. Tujuan Pendidikan ………………………………. c. Pengertian Pendidikan ………………………………. d. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………………………………. 3. BAB III a. Penutup ………………………………. b. Kesimpulan ………………………………. c. Saran ………………………………. 4. Daftar Pustaka ………………………………. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan kehidupan manusia, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Segala sesuatu yang terjadi di alam dan yang ada di alam ciptaan Alloh tentu tidak semata diciptakan, tetapi sudah pasti ada tujuan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, begitu juga dengan pendidikan yang merupakan kebutuhan primer bagi jalannya kehidupan umat manusia. Alloh SWT pun telah berfirman di dalam Al-Qur’an tentang tujuan pendidikan itu sendiri, sehingga manusia tinggal menjalankan dan merealisasikan apa-yang difirmankan Alloh SWT. Dari kenyataan di atas melalui makalah ini diharapkan dapat terungkap masalah “Bagaimana tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an? masalah tersebut penulis tuangkan kedalam sebuah Tulisan yang berjudul “TUJUAN PENDIDIKAN” B. Rumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, maka timbul beberapa masalah yang perlu diteliti dan dianalisa sebagai berikut Bagaimana pengertian pendidikan? Bagaimana tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an? C. Tujuan Penulisan Bertolak dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengertan pendidikan Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an BAB II TUJUAN PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan Terdapat sejumlah Istilah “pendidikan” dalam khazanah Pendidikan Islam yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti at-Tarbiyah Pendidikan, at-Ta’lîm Pengajaran, at-Ta’dîb Pendidikan yang bersifat Akhlaq, dan ar-Riyadloh Latihan. Setiap term tesebut mempunyai makna yang berbeda-beda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, walaupun dalam hal-hal tertentu, term-term tersebut mempunyai kesamaan makna. Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam 1993 127 Hal yang sama juga dikatakan oleh Maksum, bahwa dalam khazanah pendidikan Islam terdapat sejumlah istilah yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti at-Tarbiyah Pendidikan, at-Tadîb Pendidikan yang bersifat Akhlaq, at-Talîm Pengajaran, at-Tabyîn Penjelasan dan at-Tadrîś Pengajaran. Begitu juga, dalam sumber ajaran Islam, al-Qurân dan Hadîts, banyak ditemukan perintah yang berkaitan dengan belajar dan berpikir. Menurut Aristoteles menyatakan bahwa ان فى الانسان قوّتين فكرية انسانية وشهوانية بهيمية والتربية هى الوسائل التى بها تتغلب الاول على الثانية Artinya Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada dua kekuatan yaitu daya berfikir insyaniyah dan daya berfikir syahwaniyah hewan, dan Tarbiyah yaitu pelantara antara yang kesatu Fikr Insyaniyah untuk menundukan fikiran fikiran yang pertama Fikr Syahwatiyah hewan. Ajaran Islam mengajarkan bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan membawa fitrah kecenderungan untuk menerima kebenaran Islam tetapi orang tua dan lingkugannya yang menjadikan lain dari fitrahnya itu, sebagaimana sabda Rosulullah SAW berikut ini كُلُّ مَوْلُودِ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنُـصِّرَانِهِ اَويُمَجِّسَانِهِ Artinya “Setiap anak yang dilahirkan kedunia ini dalam keadaan fitrah, kemudian Ibu Bapaknyalah yang menjadikan ia seorang Yahudi, Nasroni dan Majusi”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapatlah kita merumuskan bahwa pendidikan adalah Usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Pendidikan dalam suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang mengarahkan kehidupannya, sesuai dengan cita-cita Islam, sehingga dapat membantu cita-citanya. Moh. Saltut, mendefinisikan pendidikan agama Islam sebagai berikut “Pendidikan Islam adalah mengembangkan, mengajak sera mendorong umat manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik berhubungan dengan akal, peasaan maupun perbuatan.” Pendidikan Islam adalah proses mendekatkan manusia kepada tingkat kesempurnaan, dan mengembangkan kemampuannya. Dengan demikian pendidikan Islam mempunyai prinsip yaitu 1. Pendidikan merupakan suatu proses pembantuan pencapaian tingkat kesempurnaan, yaitu manusia yang mencapai tingkat keimanan dan berilmu yang disertai dengan amal shaleh 5811 2. Sebagai model, maka Rosululloh SAW, sebagai Uswatun Hasanah yang dijamin Alloh SWT. Memiliki akhlak mulia. 3. Pada manusia tedapat potensi yang baik dan buruk oleh karena itu pendidikan ditujukan untuk pembangkit potensi-potensi baik yang ada pada diri anak didik dan mengurangi potensi yang jelek. “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” B. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tiap aktivitas manusia mempunyai tujuan tertentu sebab aktivitas yang tidak mempunyai tujuan adalah sia-sia. Demikian pula Pendidikan dan didasari oleh falsafah Islam yang hakekatnya merupakan pandangan hidup umat islam walaupun secara teoritis dan praktisnya banyak mendapat masukan dan pengaruh teori-teori pendidikan umum. Tujuan umum oendidikan nasional adalah negara tempat pendidikan islam dilaksanakan. Tujuan yang sebenarnya dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam pada dasarnya untuk menciptakan insan kamil yang bertaqwa yang bercirikan akhlak yang baik dan mulia. Pengertian lain; Tujuan Pendidikan Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa supaya menjadi seorang muslim yang sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia sehingga menjadi salah seorang warga masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Alloh SWT. , negara dan Tanah airnya, bahkan semua umatnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah pembentukan budi pekerti yang luhur serta akhlak yang mulia. Sebagaimana Firman Alloh SWT. وَاِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ Artinya “Dan sesungguhnya kamu benar-benar budi pekerti yang agung.” Sementara itu Nabi Muhammad bersabda اِنَّمَا بُعِثْتُ لاُِتَمِّـمَ مَكَارِمَ الاَخْلاَقِ Artinya “ Seseungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.” Dengan demikian tujuan Pendidikan dalam Islam yang optimal adalah mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagaimana do’ a yang kita panjatkan sebagaimana Firman Alloh dalam QS. Al-Baqarah ayat 201-202 Artinya 201. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” 202. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Pendidikan Islam bertugas menanamkan nilai-nilai Islami dalam pribadi, juga mengembangkan anak didik agar mampu melakukan pengalaman nilai-nilai itu dalam batas konfigurasi identitas wahyu Allah. Hal ini berarti Pendidikan Islam harus mampu secara optimal mendidik anak-anak agar memiliki kedewasaan atu kematangan dalam beriman, bertaqwa dan mengamalkan hasil pendidikannya sehingga menjadi pemikir dan pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan zaman. Sebagaimana firman Alloh QS. Al-Baqarah ayat 208-209 Artinya “208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. 209. Tetapi jika kamu menyimpang dari jalan Allah sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka Ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Pendidikan Islam harus mampu menciptakan manusia muslim yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan taqwa menjadi pengendali dalam penerapan atau pengamalannya dalam masyarakat. Bila mana tidak demikian maka martabat manusia akan membahayakan umat manusia firman Alloh dalam QS. Ali Imran ayat 102 Artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. Oleh karena itu manusia sebagai produk dari hasil kependidikan Islam mampu mencari cara-cara hidup yang membawa kesejahteraan duniawi dan ukhrowi. Ajarana Islam memberikan konsep yang menyeluruh, untuk digunakan sebagai landasan hidup manusia di segala zaman dalam segenap bidang kehidupan. Oleh karena itu manusia melalui proses kependidikan harus mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cita-cita ajaran Islam. Penemuan tujuan Pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat Pendidikan Islam yang meliputi beberapa aspek yaitu a. Tujuan dan tugas hidup umat manusia Manusia hidup dengan tugas dan tujuan tertentu. Tujuan dan tugas hidup manusia hanya untuk Allah SWT. Semata. Indikasi tugasnya beribadah dan tugas sebagai kholifah di muka bumi. Sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya shalatku, ibadah, hidup dan matiku, hanya untuk Allah SWT. Tuhan sekalian alam. b. Mempertahankan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep bahwa manusia diciptakan sebagai kholifah di muka bumi serta untuk beribadah kepdanya, penciptaan itu dibekali dengan fitroh yang berupa agama Islam sebatas kemampuan dan ukuran yang ada. c. Tujuan masyarakat Tujuan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam masyarakat, maupun mengantisipasi perkembangan dunia modern. d. Dimensi-dimensi kehidupan ideal. Mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahtraan hidup manusia di dunia dan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Upaya untuk meningkatkan tujuan pendidikan Agama Islam harus dilaksanakan seoptimal mungkin, walaupun dalam kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal. Manusia diberi keleluasaan untuk meningkatkan tarap hidupnya karena segala sesuatu telah diatur oleh Alloh SWT sebagaimana Firmannya dalam Al-Qur’an QS. Ar-Ra’d ayat 2 Artinya “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuan mu dengan Tuhanmu”. Hidup seorang Muslim hendaknya diarahkan atas kerja sama yang sempurna antara kebutuhan jasmani dan rohani. Kedua kebutuhan ini akan tercapai apabila memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan pengetahuan agama. Firman Alloh dalam Al-Qur’an QS. Al-Bayinah ayat 7-8 Artinya “7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” Sabda nabi Muhamad Saw dalam haditsnya. Artinya “Siapa yang menghendaki kebahagiaan dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya maka harus dengan ilmu” Menurut Imam Al-ghojali tujuan umum Pendidikan Agama Islam tercermin dalam dua segi yaitu 1. Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt. 2. Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. BAB III KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama islam adalah 1. Terbentuknya insan kamil yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut a. Rasa kekeluargaan dan persamaan diantara sesama makhluk Allah b. Kreatif menumbuhkan gagasan baru yang bermanfaat bagi kemanusiaan. c. Keseimbangan yang menumbuhkan kearifan, kebijakan dalam mengambil keputusan. d.Disiplin kerja, keteraturan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat e. Intelektual yang menumbuhkan daya cipta dan daya imajinasi. 2. Terciptanya insan kaffah yang memiliki dimensi-dimensi religius, budaya dan alamiyah. 3. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah Swt, serta sebagai warosatul Ambiya memberi bekal yang menandai dalam upaya melaksanakan fungsi tersebut. Pendidikan Islam bertujuan untuk mengadakan perubahan tingkah laku ke arah yang positif. Perubahan tersebut sesuai dengan pembinaan Pendidikan Agama Islam yaitu 1. Pebinaan jasmani, kesehatan, keterampilan daerah psykomotor 2. Pembinaan akal daerah kognitif 3. Pembinaan hati daerah afektif DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. 1985. AL Qur’an dan Terjemahnya, Peroyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an, Jakarta. Al-Qur’an Digital. 2004. Version Jakiyah Darajat. 1982. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Kerjasama Departemen Agama RI. Mohammad Rifa’I Drs. 1994. Qur’an Hadits, CV. Wicaksana Semarang

Penemuantujuan Pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat Pendidikan Islam yang meliputi beberapa aspek yaitu : a). Tujuan dan tugas hidup umat manusia Manusia hidup dengan tugas dan tujuan tertentu. Tujuan dan tugas hidup manusia hanya untuk Allah SWT. Semata. Indikasi tugasnya beribadah dan tugas sebagai kholifah di muka bumi.

A. LATAR BELAKANG Masalah dasar dan tujuan pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Sebab dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan. Dan dari tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana anak didik itu dibawa. Menurut sejarah bangsa Yunani tujuan pendidikannya ialah ketentraman, mereka berpendapat bahwa berperang adalah suatu perkara yang sangat penting untuk kemuslihatan hidupnya atau dunianya. Oleh karena itu mereka sangat mementingkan pendidikan jasmani, agar badan menjadi sehat ,kuat dan tangkas. Diantara lain lagi ada yang berpendapat bahwa perasaan halus dan suka keindahan adalah suatu hal yang utama guna mencapai hidup bahagia, oleh karena itu mereka sangat pula mengutamakan pendidikan yang dapat menumbuhkan perasaan halus dan keindahan seperti seni musik,lukisan,syair dan sebagainya. Dari pernyataan tersebut orang Yunani menganggap pendidikan adalah yang menentramkan diri mereka dengan begitu pendidikan dijadikan sebagai keindahan dan kekuatan diri mereka. Berkaitan dengan tujuan pendidikan, Plato sangat menekankan pendidikan untuk mewujudkan negara idealnya. Ia mengatakan bahwa tugas pendidikan adalah membebaskan dan memperbaharui lepas dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Aristoteles mempunyai tujuan pendidikan yang mirip dengan Plato, tetapi ia mengaitkannya dengan tujuan negara. Ia mengatakan bahwa tujuan pendidikan haruslah sama dengan tujuan akhir dari pembentukan negara yang harus sama pula dengan sasaran utama pembuatan dan penyusunan hukum serta harus pula sama dengan tujuan utama konstitusi, yaitu kehidupan yang baik dan yang berbahagia eudaimonia. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan "Pendidikan Nasional bertujuan mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab
  1. Նևጌխзвω оጄէց угохр
  2. Кодուгла риш
Kurikulum1975. Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. "yang melatarbelakangi adalah pengeruh konsep dibidang manajemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu," kata Drs Mudjito, Ak, Msi, direktur pembinaan TK dan SD Depdiknas. MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN KOMPONEN, FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN Dosen Pengampu DEWI WAHYUNING HIKMAH Oleh Emi Mulya Rahayu NIM FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH PGMI INSTITUT ILMU KE ISLAMAN ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN – PROBOLINGGO 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan pertolongan-Nya, sehingga karya tulis berjudul Dasar – Dasar Pendidikan. Ungkapan terimakasih saya sampaikan teruntuk Ayah Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan semangat serta Do’a. Tak lupa saya sampaikan terimakasih kepada Dosen Pengampu sekaligus Pembimbing yaitu Ibu Dewi Wahyuning Hikmah yang telah membimbing kami. Tulisan ini berisi tentang “Komponen, Fungsi dan Tujuan Pendidikan”. Namun penulis menyadari bahwa karya tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Maka kritik dan saran yang bersifat membangun Penulis sangat mengharapkan demi peningkatan karya ilmiah ini dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Paiton, 06 Maret 2019 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1 Latar Belakang …………………………………………....................... 1 Rumusan Masalah ……………………………….............………......... 1 Tujuan Penulisan ………………………….............……………........... 1 Manfaat ……………………………..................………………….......... 2 Ruang Lingkup …………………………………………........…..…..... 2 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………........…............….. 3 Komponen Pendidikan……………………………………….........… 3 Macam – macam Komponen Pendidikan………………………...… 3 Fungsi Pendidikan………………………………………….........….... 6 Tujuan Pendidikan………………………………………….......…..... 6 Tujuan Pendidikan Dibedakan Menjadi Tiga………..…..…............ 7 BAB III PENUTUP………………………………………….......…............................ 9 Kesimpulan………………………………………….......…................... 9 Saran………………………………………….......….............................. 9 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10 BAB I PENDAHULUAN Menurut anda apakah sistem pendidikan di Indonesia ini keliru? Lalu bagaimana untuk memperbaikinya? Sejauh ini kita punya cita – cita di masadepan, namun kita belum tahu bagaimana untuk mewujudkannya, Menjadi pendidik yang handal sebagai guru yang teladan yang mampu memperbaiki sistem pendidikan yang sudah ada. Ketahuilah bahwa tidak ada yang salah pada sistem pendidikan, namun kita sebagai pendidik harus mampu bersabar didalam memperbaiki sistem pendidikan yang ada saat ini. Tanpa mengetahui tujuan dari sistem pendidikan, kita akan sulit untuk memahami pendidikan seperti apa yang kita inginkan di masa depan, Sebagai agen perubahan Pendidik memegang peran yang sangat penting di dalam dunia pendidikan. Dalam tujuan pendidika harus sesuai peserta didik dengan keahlian dibidangnya, mencetak generasi muda yang gemilang. Dalam tujua pendidikan ini, Pendidik harus memotivasi, sebagai pemegang peranan “Ingngarsa Sing Tuladha Ing Madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani” Oleh Ki Hajar Dewantara. Tujuan pendidikan semata – mata untuk berupaya memperbaiki tingkah laku yang buruk. Memberantas kebodohan dan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud Komponen Pendidikan? 2. Apa saja macam – macam Komponen pendidikan? 3. Apa fungsi utama Pendidikan? 4. Apaah tujuan Pendidikan? Tujuan penulisan 1. Sebagai salah satu syarat guna memenuhi Tugas pembuatan makalah mata kuliah “Dasar – Dasar Pendidikan” 2. Untuk memahami Komponen, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Manfaat Penulisan 1. Menambah Ilmu pengetahuan tentang dasar – dasar pendidikan bagi penulis dan pembaca. 2. Menambah kreativitas penulis dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar 3. Menambah Literatur perpustakaan Ruang Lingkup Untuk menghindari pembahasan materi ini terlalu luas, dan mengingat keterbatasan kemampuan. Pengetahuan dan waktu yang dimiliki penulis, maka ruang lingkup laporan Makalah ini terbatas pada Komponen Pendidikan, Fungsi utama Pendidikan dan Tujuan Pendidikan. BAB II PEMBAHASAN Kegiatan pendidikan adalah sebuah sistem. Sebagai sebuah sistem Pendidikan memuat beberapa komponen – komponen tertentu yang saling mempengaruhi dan memudahkan pemahaman tentang sistem, ambilah contoh sebuah sepeda, sepeda adalah sebuah sistem. Sistem terdiri dari beberapa Komponen pada sepeda terdapat beberapa Komponen yaitu, rantai, ban, sadel, rem, stang dll. Komponen tersebut membentuk berfungsinya sebuah sistem. Jika salah satu komponen mengalami kerusakan maka sistem tidak akan berfungsi demikian juga Pendidikan sebagai sebuah sistem Pendidikan terdiri dari beberapa komponen, yaitu tujuan peserta didik ,alat, dan Lingkungan. Jika salah satu komponen tidak ada maka Pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik. Macam – Macam Komponen Pendidikan Tujuan merupakan Komponen penting yang sangat menentukan bahkan merupakan esensi dari Pendidikan. Tujuan pendidikan memiliki berbagai tingkatan, mulai dari tujuam umumu tujuam khusu, tujuan tidak lengkap, tujuan sementara, tujuan intermediad dan tujuan isidental [1] Peserta didik adalah anggota masyarakat laki – laki dan perempuan yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik menurut sifatnya dapat dididik, karena mereka mempunyai bakat dan disposisi – disposisi yang memungkinkan untuk diberi pendidikan 3. Pendidik Pendidik adalah orang laki – laki dan perempuan yang dengan sengaja memengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi [2]. Secara Akdemis, pendidik adalah tenaga pendidikan, yakni anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang menyelenggaraan pendidikan. 4. Alat Pendidikan Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat komdisi – kondisi yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan pendidik, tetapi juga sebagai langkah atau situasi yang membantu pencapaian tujuan pendidikan.[3]. Ø Kategori yang membedakan alat pendidikan a. Alat Pendidikan Positif dan Negetif Alat pendidikan positif dimaksudkan sebagai alat yang ditujukan agar anak mengajarkan sesuatu yang baik. Alat Pendidikan negatif dimaksudkan agar anak tidak mengerjakan sesuatu yang buruk. b. Alat pendidikan Preventif dan Korektif Alat pendidikan preventif merupakan alat untuk mencegah anak mengerjakan sesuatu yang tidak baik, Alat pendidikan korektif adalah alat untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang telah dilakukan peserta didik. c. Alat Pendidikan yang Menyenangkan dan Tidak Menyenangkan Alat pendidikan yang menyenangkan merupakan alat yang digunakan agar peserta didik menjadi senang. Alat pendidikan yang tidak menyenangkan dimaksudkan sebagai alat yang dapat membuat peserta didik merasa tidak senang dan tidak nyaman melakukan sesuatu karena aktivitasnya tidak produktif. Lingkungan pendidikan adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak karena bagian besar kehidupan anak berada di tengah – tengah keluarganya. Ø Tanggung jawab yang harus dilakukan orangtua adalah sebagai berikut a. Memelihara dan Membesarkannya. b. Melindungi dan Menjamin Kesehatannya. c. Mendidik dengan berbagai ilmu. Orangtua memiliki tanggung jawab besar terhadap pendidikan anak. d. Membahagiakan kehidupan anak. Oleh sebab itu, orangtua senantiasa mengupayakan kebahagiaan anak dalam kapasitas pemenuhan kebutuhan sesuai dengan perkembangan usianya, yang diiringi dengan memberikan pendidikan agama dan akhlak yang baik. Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja, dan terarah. Mulai dari tingakat kanak – kanak TK, sekolah dasar SD, Madrasah Ibtidaiyah MI sampai dengan pendidikan tinggi PT Secara umum masyarakat adalah sekumpulan manusia laki – laki dan perempuan yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, maupun lapisan social sehingga menjadi masyarakat yang majemuk. Selanjutnya, masyarakat memberikan pendidikan dalam lingkup yang lebih luas, termasuk didalamnya pemahaman terhadap etika dan norma masyarakat tempat peserta didik bergaul dan berinteraksi. Secara fungsional dan stuktural anggota masyarakat betanggung jawab terhadap perilaku warga di lingkungan masing – masing. Secara konsepsional, tanggung jawab pendidikan yang dibebankan kepada mereka berupa pengawasan, penyaluran, pembinaan, dan peningkatan kualitas anggotanya. Pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi utama pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya. Setiap kegiatan, apa pun bentuk dan jenisnya, sadar atau tidak sadar, selalu di hadapkan apada tujuan yang ingin di capai. Bagaimanapun, segala usaha yang tidak mempunyai tujuan tidak akan mempunyai arti apa –apa. Dengan demikian, tujuan merupakan faktor yang sangat penting bagi kegiatan, termasuk kegiatan pendidikan. Cita – cita dan tujuan yang ingin di nyatakan secara jelas sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidikan memahami atau mengetahui sesuatu proses kegaitan seperti pendidikan, bila tidak mempunya tujuan yang jelas untuk dicapai, maka prosesnya akan menjadi kabur. Ø Tentang tujuan pendidikan, Langeveld membedakannya menjadi enam tujuan pendidikan, yaitu Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani peserta didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi. Kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Tujuan Khusus adalah tujuan tertentu yang hendak dicapai berdasar usia, jenis kelamin, sifat, bakat, intelegasi, lingkungan social budaya, terhadap perkembangan, tuntutan pekerjaan dan sebagainya. Tujuan tidak lengkap adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia, misalnya tujuan khusus pembentukan kecerdasan saja, tanpa tanpa memperhatikan yang lainnya. Jadi tujuan tidak lengkap ini bagian dari tujuan umum yang melengkapi perkembangan seluruh aspek kepribadian. Proses untuk mencapai tujuan umum tidak dapat dicapai secara sekaligus, karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan demi tingkatan diupayakan untuk menjacari tujuan akhir itulah yang di maksud tujuan sementara contohnya anak menyelesaikan pendidikan dijenjang pendidikan dasar merupakan tujuan sementara untuk selanjutnya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti sekolah menengah dan perguruan tinggi. Tujuan Intermedier adalah tujuan perantara bagi lainnya yang pokok. Misalnya, anak dibiasakan untuk menyapu halaman, maksudnya agar ia kelak mempunyai rasa tanggung jawab. Tujuan Insidental adalah tujuan yang dicapai pada saat – saat tertentu. Yang sifatnya seketika dan spontan. Misalnya, orangtua menegur anaknya agar berbicara sopan Tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu4[4] Meliputi kemampuan – kemampuan yang di harapkan dapat tercapai setelah dilakukannya proses belajar mengajar. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, pengertian, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam kemampuan tersebut bersifat hierarkis. Artinya, untuk mencapai semuanya harus sudah memiliki kemampuan sebelumnya. Domain Efektif berupa kemampuan untuk menerima, menjawab, menilai, membentuk dan mengkarateristik Terdiri dari kemampuan persepsi, kesiapan, dan respons terpimpin. BAB III PENUTUP Dari uraian diatas dapat dipahami secara jelas dan mendalam tentang komponen fungsi, dan tujuan pendidikan yaitu 1. Komponen pendidikan meliputi tujuan, peserta didik, pendidik, alat dan Lingkungan. 2. Fungsi utama Pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan. 3. Tujuan pendidikan dibedakan jadi enam yakni tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tidak lengkap, tujuan sementara, tujuan Intermedief serta tujuan Insidental. Lebih semangat dalam meraih Pendidikan di masa depan, agar tujuan pendidikan tercapai secara maximal DAFTAR PUSTAKA dasar penerbit kencana [4] Blum Suwarno20063435 losn1.
  • pnkdce81co.pages.dev/186
  • pnkdce81co.pages.dev/12
  • pnkdce81co.pages.dev/1
  • pnkdce81co.pages.dev/49
  • pnkdce81co.pages.dev/285
  • pnkdce81co.pages.dev/32
  • pnkdce81co.pages.dev/398
  • pnkdce81co.pages.dev/166
  • pnkdce81co.pages.dev/342
  • makalah fungsi dan tujuan pendidikan